Lihat ke Halaman Asli

Tetap Negeriku

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

# Tetap Negeriku #

Bukan bermaksud berpandangan sinis atau pun pesimis..

Namunmencoba realistis..

Dari kepercayaan hingga amanah yang kian terkikis..

Seolah semuanya nampak pragmatis..

Budaya konsumtif dan praktis yang kian sporadis..

Bermuara pada peradaban yang kian hedonis..

Kebebasan yang kian anarkis..

Ya, nampaknya negeri ini mulai meringis..

Bahkan menangis..

Tak lagi bersikap manis..

Dari manusia hingga alamnya yang tak lagi ramah..

Kabar berita..

Dari derita hingga bencana..

Tiap harinya tak luput dari panca indra..

Tangisan..

Butiran air mata bangsa yang nampak bak telaga..

Hei manusia.. !

Tidakkah kau perhatikan sang pusaka merah putih.!

Yang tak pernah jengah berkibar.!

Ditengah terpaan hujan,, angin maupun terik mentari yang mampu menghanguskan..

Bukan pada warna maupun material pembuatannya..

Namun bagaimana ia mengangkasa di bumi pertiwi..

Bukankah itu membutuhkan proses?!

Proses yang telah merenggut banyak jiwa..

Yang didahului peluh barcanpur darah yang terkucur..

Untuk yang kita sebut kemerdekaan !!

renungkan itu !!!

By : Afif Mustaqim

Kamis, 06 Maret 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline