Lihat ke Halaman Asli

Modus Pencopet dengan bagi Brosur

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14242476452112306962

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Perlu waspada jika melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum. Beberapa waktu kemarin saya mendapati kawanan pencopet dengan kedok bagi brosur pijat refleksi.

Kejadiannya di bus Kopaja 19 jurusan Tanah Abang-Blok M-Ragunan. Kebetulan saya dari Karet hendak menuju Tanah Abang. Naik ke dalam bus saya duduk di kursi nomer 2 dari pintu tengah. Seorang bapak duduk di dekat pintu, memojok ke jendela dan seorang pemuda kebetulan Chinese duduk di sebelah si Bapak. Saya sendiri posisi duduknya di belakang si Bapak, dekat jendela.

Di halte Karet ada seorang bapak, dia membawa brosur pijat refleksi yang dibagikan kepada penumpang. Anehnya si Bapak berdirinya di depan pintu tengah sehingga menghalagi orang yang hendak masuk. Setelah si Bapak memberikan brosur kepada Bapak yang duduk dekat jendela, si Bapak pembagi brosur memijat-mijat si Bapak. Setelah selesai, si Bapak menyadarkan pemuda Chinese yang sedang menikmati musik dari handfree-nya.

Memberikan satu brosur kepada pemuda Chinese si Bapak pembagi brosur pun meminta si pemuda untuk melepas handfree dari kupingnya kemudian memijat-mijat tangan serta kaki lalu meminta pemuda Chinese untuk mengepal-epal tangan sebanyak 50 kali. Saya yang belum sadar bahwa si Bapak tersebut adalah pencopet juga sempat mengikuti mengepal-epal tangan. Tapi yang saya curigai ketika saya dan pemuda Chinese mengepal-epal tangan si Bapak langsung turun, sempat menoleh ke saya dengan pandangan aneh, mungkin semacam ancaman.

Seorang Bapak di belakang sopir, menoleh ke belakang, "Mas, itu brosur apa?"

Si pemuda mengulurkan brosur dan ketika itu pula si Bapak yang duduk di belakang sopir berkata, "Tadi saya lihat mas pegang HP di tangan."

Sontak tanpa pikir panjang si pemuda langsung turun dan berlari mengejar si Bapak yang membagi brosur dan memijatnya setelah sadar HP yang ditaruh di pangkuan tidak ada.

Menurut saya, si Bapak yang duduk di belakang sopir dan yang duduk di depan saya (sebelah pemuda) adalah kawanan pencopet. Menurut saya lagi yang mengambil HP sebenarnya Bapak yang duduk di sebelah saya. Alibi untuk meminta handsfree di lepas dari kuping sebenarnya hanya supaya kalau HP dicopot dari kabel handsfree tidak terasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline