Lihat ke Halaman Asli

Pemuda yang Pernah

Diperbarui: 20 Februari 2016   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Degup jantung tetiba menyeruak, kening memantap perhatian. Pemuda ceking bermata antara jatuh pada kagum. 

Mulailah ia gelisah dalam dudukan, mencari seimbang dan kemenangan. Tidak, ia sedang dalam kalah bermain rasa. Ada pertarungan di sana. Warna memencakkan imanjinya, melambaikan interupsi internal yg selalu saja usik logikanya. Terus dan terus mengudara aneka redaksi dan sejarahnya. 

Pemuda ceking bermata antara, kemeja yang menampakkan ketakutan serasa gerah dan ikut menghakimi. Ia berdiri, menghempas nafas yang terhirup cukup banyak.

Pemuda itu berbalik dan beranjak. Langkahnya pelan menghalang. Berusaha tak menoleh, lurus ia mengabai. Pemuda itu kalah oleh rasa, rasa yang telah lama pernah menitip waspada. 

Ia telah memilih. Bukan ini. Entah. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline