Lihat ke Halaman Asli

LGBT dan Hipnoterapi

Diperbarui: 23 Februari 2016   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini marak diberitakan tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Ramai yang angkat bicara, mulai dari pemuka agama, psikolog, psikiater, dokter, artis, politikus, menteri, akademisi, sampai masyarakat awam. Ada yang pro, kontra, dan netral, dengan segala alasan dan argumentasinya.

Artikel ini ditulis tidak dengan tujuan lebih meramaikan pembahasan LGBT yang sudah cukup marak. Artikel ini bertujuan untuk berbagi kisah dan pengalaman terapi yang kami, hipnoterapis AWGI, lakukan pada klien LGBT, sehingga masyarakat dapat memahami LGBT dari perspektif lain.

Ada yang mengatakan bahwa LGBT disebabkan oleh masalah pada fisik otak dan tidak bisa disembuhkan. Ada juga yang menyatakan bahwa ini disebabkan faktor genetik atau turunan. Beberapa pihak berpendapat bahwa ini adalah kutukan. Terdapat beragam pendapat tentang penyebab LGBT. Mana yang benar?

Bahasan artikel ini semata-mata bersandar pada teori pikiran bawah sadar, aplikasi hipnoterapi klinis dalam membantu klien LGBT, dan temuan hal-hal yang menjadi penyebab atau memicu perilaku LGBT. Untuk menulis artikel ini saya menggunakan data klien yang pernah saya tangani dan juga data dari rekan sejawat hipnoterapis AWGI yang pernah menangani klien LGBT dalam kurun waktu mulai tahun 2008 sampai 2015.

Walau saya mendapat data dari para hipnoterapis AWGI, tidak berarti kami berbagi informasi tentang klien. Kerahasiaan klien sepenuhnya terjaga. Informasi yang saya terima hanya berupa usia, masalah, dan apa faktor penyebab perilaku LGBT.

Kami memahami LGBT sebagai satu bentuk perilaku yang dikendalikan pikiran bawah sadar (PBS). PBS memunculkan perilaku spesifik karena memiliki tujuan yang ingin ia capai. Tujuan ini sepenuhnya ditentukan oleh PBS dan belum tentu sejalan dengan atau seperti yang diinginkan oleh pikiran sadar (PS).

Salah satu fungsi utama PBS adalah melindungi individu, dari hal-hal yang ia (PBS) pandang, rasa, yakini, dan percaya merugikan dan atau membahayakan keselamatan hidup dan atau kesejahteraan fisik, mental, dan emosi individu, menurut cara yang PBS pandang paling baik untuk individu.

Dan fungsi utama ini sejalan dengan salah satu hukum kerja PBS yang menyatakan bahwa PBS bergerak menuju rasa senang (pleasure) dan menghindari rasa sakit (pain). Satu hal yang perlu diperjelas di sini yaitu cara PBS memaknai rasa senang dan rasa sakit berbeda dengan cara yang digunakan PS.

Hal-hal yang membuat seseorang merasa senang, nyaman, enak, bahagia baik di level fisik, mental, dan atau emosi oleh PS dimaknai sebagai rasa senang (pleasure). Sebaliknya, hal-hal yang mengakibatkan rasa tidak enak, menyakitkan, oleh PS dimaknai sebagai rasa sakit (pain). Pemaknaan inilah yang kita kenal dan pahami sebagai rasa sakit dan rasa senang.

Namun, ini berbeda di level PBS. Bagi PBS, yang dimaksud dengan rasa senang (pleasure) adalah segala hal yang ia kenal (known), dan rasa sakit (pain) adalah segala hal yang tidak ia kenal (unknown). Hal yang oleh PS dimaknai menyakitkan, namun bila dikenal oleh PBS maka PBS memaknainya sebagai rasa senang. Sebaliknya, hal yang oleh PS dimaknai menyenangkan, bila ini tidak dikenal oleh PBS, maka PBS memaknainya sebagai menyakitkan.

Hal yang membuat ini semua menjadi semakin menarik yaitu kekuatan PBS dalam memengaruhi dan mengendalikan individu bila dibandingkan dengan PS adalah sembilan puluh sembilan kali berbanding satu. Dengan demikian individu, tanpa intervensi secara sadar, sepenuhnya didikte oleh PBS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline