Lihat ke Halaman Asli

Dewi Purwati

Creative Writer

Cerdas Berlalu Lintas

Diperbarui: 3 November 2022   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Cerdas Belalu Lintas

Cerita ini cukup lama, tapi sangat teringat betul kejadiannya. Saat itu saya bersama suami dan balita kami yang berusia 1.5 tahun pergi ke sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak di kota Depok. Kami pergi ke RS karena anak kami demam dan muntah-muntah seharian. Jadi niat kami ialah agar segera mendapatkan pengobatan sebab anak kami sudah pernah dirawat dengan gajala yang sama. Takut kejadian semasa bayi terulang hingga harus ranap karena kurang cairan akhirnya kami putuskan langsung ke RS saja.

Setelah tiba di RS, menjalani pemeriksaan akhirnya anak kami harus cek laboratorium, dengan mengambil sample fases. Akhirnya kami tunggu sejenak barang kali si dedek akan pup di RS  Tapi sudah menunggu hampir 2 jam. Dedek juga tidak kunjung pup mungkin karena sudah pup pagi dan siangnya.

Dengan demikian kami putuskan untuk kembali dulu pulang kerumah dengan anak kami. Nanti sesampainya dirumah jika anak pup segera kami antarkan sample feses tersebut ke RS. Disamping itu dokter tidak berani memberikan obat-obatan antibiotik kecuali hanya meresepkan pedialyte, obat drop zat besi, dan obat drop utk pencernaan sampai keluar dan menerima hasil lab tersebut.

Saat perjalanan pulang, seperti biasa kami senantiasa hati-hati saat berangkat maupun pulang, tidak terburu-buru meski kami berdua sedang dalam perasaan khawatir dengan keadaan anak kami yang muntah demam dan mencret. Dengan penuh akal sehat, kami tetap tenang agar suami juga dapat menjaga konsentrasi dalam perjalanan.

Alhamdulilah, perjalanan lancar dari awal RS sampai hampir dekat jalan utama perumahan kami. Kira-kira 4-5 menit dari jalan utama kami pastikan sampai rumah dengan selamat, namun saat itu kami lihat dari kejauhan ada truk di belokan sebelum menuju perumahan. Dibelakangnya ada sebuah motor. Suamipun memperlambat laju mobil karena ada ditikungan. Astaga, betapa kagetnya kok motor yang dibelakang truk justru malah menyalip dari belakang disebuah tikungan. 

Tentu kondisi ini sontok membuat suami saya kaget dan langsung rem. Untung kecepatan mobil suami sangat rendah, dan tidak terjadi tabrakan. 

Tetapi naasnya si pengendara motor yang mendadak ngerem tadi roda motor bagian belakang terakhir naik, kemudian terjatuh kearah truk yang sedang berjalan. Untungnya si pengendara langsung melompat menjauh truk meski motornya terseret. Syukurlah si pengendara tidak masuk ke badan truk. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika si pengendara tidak melompat waktu itu.

Akhirnya suami turun dan banyak warga yang membantu si pengendara tadi, dan sebagain warga juga membantu meminggirkan kendaraan.

Syukur Alhamdulillah tidak ada organ yang sakit saat ditanya oleh masyarakat, hanya lecet bagian jari-jari dan lengannya. Si pengendara tersebut membuka helm, dan ternyata yang naik motor masih anak SMA. Anak tersebut dengan kondisi kesakitan tetap meminta maaf kepada suami atas kecerobohannya menyalip truk di jalan belokan. Warga akhirnya membawa si pengendara ke klinik terdekat.

Kami akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah yang hanya tinggal 3 menit lagi masuk arah gerbang perumahan. Selayaknya seorang wanita saya tentu syok kaget atas tragedi yang kami alami, menyaksikan kecelakaan tepat di depan mobil kami. Untung suami senantiasa mengingatkan bahwa apapun bisa terjadi saat dijalan, management berkendara, memahami dan melaksanakan aturan-aturan lalu lintas itu penting, untuk apa? Untuk sama-sama menjaga diri dan orang lain selama perjalanan di jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline