Hobby Menulis Sebagai Alternatif Media Curhatku
Berangkat dari pengalaman pribadi, mengungkapkan perasaan yang kita rasakan terkadang memang sulit. Kita banyak berbagi, menceritakan, mengungkapkan secara langsung isi hati kepada salah satu teman. Tentu teman tersebut ialah teman yang terpercaya, untuk mendengarkan seluruh curahan yang tengah kita rasakan.
Wajar umumnya, apabila kita mengukapkan perasaan yang kita alami melalui aktivitas tersebut, beban atau rasa yang kita alami akan lebih terasa "plooong" istilah kerennya.
Namun, lama kelamaan aktivitas seperti ini akan membiasakan kita untuk mengeluh atau mudah bercerita tentang apa yang kita rasakan kepada orang lain.
Disamping membuat kita mudah mengeluh lalu kemudian bercerita kepada orang lain belum tentu waktu yang dimiliki sahabat kita selalu ada on time 24 jam untuk siap sedia mendengarkan keluh kesah kita. Tentu tidak bukan? Lalu bagaimana, haruskah yang demikian dibudayakan dalam diri ?
Sesungguhnya melakukan hal yang demikian tidak ada salahnya. Sekali atau beberapa kali sangatlah wajar karena manusia memang tidak dapat menyembunyikan perasaannya sebelum tuntas diceritakan agar beban yang terasa meghilang. Namun jika kita ingin menghendaki lain, kita mampu mensiasatinya dengan cara yang lebih jitu. Yaitu dengan "menulis"
Mengungkapkan pikiran, ide, perasaan tidak harus melulu dengan komunikasi dua arah atau menunggu teman untuk mencurahkan isi hati. Aternatif menulis misalnya dapat menjadi tips aktivitas yang sukses dalam mengungkapakan pikiran, ide dan perasaan apapun.
Tulisan tulisan yang tertuang dalam setiap kata adalah sebuah hasil dari apa yang kita rasa pula alami yang tentunya akan menghasilkan kepuasaan makna tersendiri.
Di samping itu dengan menuliskan, kita lebih leluasa mengeksplor perasaan kita. Kita juga akan memiliki kenangan dengan peristiwa-peristiwa yang tengah kita alami.
Tentu kita akan memiliki segudang cerita untuk cucu-cucu kita tentang masa lampau yang telah dilewati baik susah senang, duka bahagia, gagal sukses, dll.