Lihat ke Halaman Asli

Akhir Fahruddin

Occupational Health Nurse

Ingin Menjadi Tenaga Kesehatan Haji? Begini Proses Pendaftaran yang Dapat Kamu Lakukan

Diperbarui: 7 Februari 2020   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) | Foto : istimewa

Ibadah haji pada dasarnya merupakan panggilan bagi kaum yang mampu secara materi untuk melaksanakan rukun islam ke lima. Mampu secara materi dalam pengertian kecukupan harta, tidak adanya hutang serta mampu memberi bagi yang lain.

Jamaah haji asal Indonesia setiap tahun selalu menjadi yang terbanyak. Data Konsul Haji seperti yang dikutip dalam laman Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi menyebutkan sekitar 229.613 jamaah melaksanakan ibadah haji pada tahun 2019. Jumlah tersebut terbagi dalam dua kategori yaitu jamaah haji regular sebesar 212.732 jamaah dan haji khusus sekitar 16.881 jamaah.

Ibadah haji yang menjadi agenda tahunan ini memberi makna tersendiri bagi kalangan yang mampu. 

Namun ada beberapa kalangan profesional yang secara materi mungkin tidak memiliki kelebihan harta untuk dapat melaksanakan ibadah haji tetapi karena ilmu dan keterampilan, mereka bisa melaksanakan ibadah haji sambil bekerja.

Kalangan profesional yang penulis maksud adalah tenaga kesehatan. Mereka yang menjaga kesehatan para jamaah haji, bekerja untuk ummat, melaksanakan tugas dan tanggung jawab menjaga jamaah dari awal keberangkatan hingga pelaksanaan ibadah haji selesai. Keberadaan mereka sangat vital karena tugas merawat bukan pekerjaan mudah melainkan membutuhkan skill dan keterampilan.

Penulis yang juga seorang perawat dan pernah bekerja di Arab Saudi merasakan bagaimana rekan-rekan tenaga kesehatan bekerja dalam situasi yang mengharuskan mereka terjaga 24 jam penuh. 

Aspek kesehatan jamaah sangat penting dikontrol ketika berhaji karena kondisi alam Indonesia dengan Arab Saudi sangat berbeda. 

Iklim tropis kita yang sejuk dengan pepohonan dan rumput yang tumbuh subur tanpa perlu disirami berubah total ketika berada di Arab Saudi dengan gurun yang luas dan cuaca panas yang cukup ekstrem.

Pada bulan haji, biasanya cuaca di Arab Saudi sangat panas karena pada bulan tersebut merupakan puncak musim panas yang diawali dari bulan Maret hingga Agustus sedangkan musim dingin biasanya akan dimulai bulan Oktober hingga Februari.

Di Arab Saudi, tenaga kesehatan seperti perawat bisa memilih dua cara untuk melaksanakan haji. Pertama, mendaftar secara pribadi melalui jasa pelayanan haji dan umroh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline