koinWorks
Rumah yang dilengkapi pustaka, punya romantisme tersendiri. Seperti juga halnya buku, meskipun sekarang jaman digital, buku dalam wujud aslinya punya cita rasa sendiri.
berburu buku di gudang Gramedia-antaranews.com
Ibarat orang mengoleksi perangko atau koin, mengoleksi buku juga sama nikmatnya. Apalagi kalau koleksi bukunya semakin langka di pasaran. Ada kepuasan tersendiri.
Sejak SMA, salah satu tempat hang out yang selalu menarik adalah toko buku. Padahal saya bukan kutu buku pada awalnya, tapi cuma penyuka buku dalam wujud sebagai koleksi karena cover dan isinya.
Beberapa buku hasil buruan, malah belum sempat terbuka segel plastiknya. Tapi bukunya sudah habis saya lahap melalui "jasa" pustaka kampus.
Jadi buku yang saya peroleh dari hasil hunting atau berburu, sebagiannya saya simpan sebagai koleksi saja. Kecuali jika sewaktu-waktu ingin membaca lagi , barulah segel itu saya buka. Agak aneh jadinya, karena buku di perlakukan jadi barang koleksi seperti pajangan.
Mulai Berburu Buku
Sewaktu SMA saya mendapat kado sebuah mesin ketik Royal Vintage jadul buatan Amrik. Ketika itu harganya masih puluhan ribu. Sayangnya sewaktu tsunami, ketika sedang di jemur, raib di gondol maling. Ternyata bukan cuma jemuran baju yang bisa terbang, mesin ketik juga "terbang".