Mochi!, ketika menyebut kata itu, seperti sudah melekat dalam benak seperti dejavu. Memang banyak kisah dalam sepotong mochi itu. Ini bukan sekedar cerita biasa, ini tentang cinta, kasih sayang dan ketangguhan seorang perempuan.
Awal perkenalan kami sekeluarga dengan mochi sebenarnya cukup unik. Berawal ketika tsunami besar melanda Aceh, istri sedang mengandung anak kami yang kedua. Setelah berhasil lolos dari tsunami dan dievakuasi, kami tinggal di kamp pengungsian selama beberapa minggu.
Entah darimana ceritanya dimulai, ternyata istri tiba-tiba punya permintaan yang aneh, kepingin kue mochi!.
Tahu sendiri kan, kalau permintaan itu datangnya dari seorang ibu hamil. Harus ada!. Kata orang tua, pamali jika tidak dituruti. Padahal, dimana harus cari kue mochi saat Aceh baru dilanda tsunami?. Kami berjuang luar biasa untuk mendapatkan "Sepotong mochi" itu.
Duh jadi kebayang, coba aja kalau sudah ada Aice Mochi Dessert dengan kulit mochi paling kenyal dan yummy ketika itu.
Dan dari sanalah kisah itu dimulai!.
Mochi Lekat Di Hati
Sewaktu kerja di NGO aku sering bepergian keluar kota. Akibatnya kami jarang bertemu dengan anak-anak. Jadi setiap kali pulang dari kunjungan kerja dari luar kota selama beberapa bulan, selalu saja anak-anak cuma berdiri mematung ketika taxi sampai di halaman rumah, tak ada yang antusias menyambut.
Entah sebuah kebetulan, atau memang mantra mochi. Istriku seperti biasa selalu memesan kue mochi. Begitulah, setiap kali bepergian kue mochi pesanan istri tak pernah ketinggalan. Dan karena si mama adalah mochi honey, ternyata kecintaan pada mochi juga menular pada anak-anak. Bahkan kucing kami bernama mochi.
Oleh-oleh paling dicari, selalu mochi, begitu juga dengan anak-anak. Sejak saat itu, ketika aku keluar dari taxi, biasanya yang pertama diserbu adalah aku dengan kue mochi yang sudah mereka kenal. Itulah mengapa mochi menjadi begitu istimewa di rumahku.
Ketika akhirnya resign dari kerjaan, kami merintis bisnis kecil-kecilan. Toko pertama yang kami sewa, tepat di samping Indomaret kampus. Kebayang kan, jika anak-anak mampir ke toko, maka sasaran utama untuk jajanan adalah "toko sebelah".
"Yah!, belikan es krim seperti yang ditempel di kaca dong!", kata anak-anak suatu hari. Es krim yang ditempel di kaca?, memang ada, dalam hatiku. Dan ternyata pilihan makanan favoritnya adalah es krim Aice.
Kebetulan toko sebelah selalu menempelkan promonya di kaca depan etalase, jadi promonya ketika itu, Ice cream dessert mochi, pack of 10 pcs, alias sekotak mochi isi 10, rasa vanila, strowberi,coklat, dan rasa durian.