Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

[Donasi Kiss] Memburu Pentolan Pemberontak Ditawari Sahur Bersama

Diperbarui: 21 April 2022   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

megapolitan kompas.com

Begitu melepas status sebagai mahasiswa, atas permintaan seorang teman pemilik sebuah media lokal di Aceh, aku bergabung  menjadi seorang ilustrator. Tapi lucunya, bukan hasil ilustrasi yang menarik perhatian Pemred pemilik medianya, justru tulisan tentang sisi lain ekonomi kelas bawah dan kolom ekbis yang aku tulis iseng yang jadi favoritnya.

Akhirnya, aku diminta mengisi kolom ekonomi bisnis-mengganti posisi seorang penulis senior jika berhalangan mengisi kolom. Aku ingat, kisah yang pertama di tulis tentang, inovasi tanpa henti dari microsoft.

Seiring waktu, ternyata kerjaan melebar menjadi "pemburu" kisah selebriti. Maka sejak saat itu, tugas khusus mencari publik figur juga jadi kerjaan tambahan.

Dari wawancara dengan para pramugari Garuda khusus pengantar jamaah haji, hingga bertemu  politikus penting, bahkan berkesempatan bertemua dengan selebriti ibukota, Cut Keke.

Awalnya begitu sulit mendapat kontaknya, sampai akhirnya bertemu seorang rekan jurnalis dari ibukota. Atas bantuannya, aku cuma dikasih waktu lima menit, dari sejak Cut Keke keluar dari lift hingga ke ruang lobby. 

Tapi ternyata, aku justru dapat previlege, bisa mewawancarainya lebih lama, dapat ajakan makan siang dan swafoto bersama si artis. Missi sukses!.

okezone.com

Butuh Trik khusus

Aku ingat ketika ditugaskan untuk bertemu dengan tokoh pemerintah untuk mengkonfirmasi kasus. Sulit sekali menemui tokoh yang satu ini karena harus membuat jadwal khusus.

Jadi berbekal surat tugas dan kartu pers, aku langsung masuk ke ruang sekretaris. Seperti biasa, prosedural, ia menanyakan apakah aku sudah punya janji?. Aku jawab dengan tegas dan sok percaya diri, "saya datang kesini karena ditelepon bapak pimpinan". Akhirnya tanpa basa-basi, aku masuk ke ruangan dan si pimpinan kaget.

Aku langsung minta maaf dan bilang saya cuma butuh waktu lima menit untuk minta konfirmasi kasus, agar tak melebar kemana-mana. Mungkin karena pimpinan itu juga berkepentingan akhirnya saya dipersilahkan duduk. Tak disangka wawancara 5 menit itu akhirnya menjadi 30 menit. Bahkan ketika keluar dari ruangan, beliau mengantar sampai ke pintu keluar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline