Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

Kisah Jarum Jahit Pak Rahman, Amalan Ramadhan dan Hormon Endorfin

Diperbarui: 7 April 2022   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto diolah dari enche tjin.infofotografi.com

Jarum mesin jahit tua Butterfly itu bergerak lincah dan cepat, seiring lincahnya kaki tua Bapak Rahman (62 tahun), menekan pedal mesin jahit. Ruang jahitnya tidak lebar, 2x 1,5 meter, hampir seperti lapak lainnya di Pasar Aceh. Beruntung ia berada di lorong depan masuk pasar, angin sesekali berhembus masuk, sehingga ruang tanpa pendingin kipas angin itu terasa sedikit sejuk.

Baca artikel menarik lainnya-milenialmoodIni Penjelasan Mengapa Muncul Sindrom I Hate Monday, Ketika Sasa Ikut Bersuara, Kritis Tapi Tidak AnarkisSaatnya Beradaptasi Menjadi Seniman Hybrid.

Artikel menarik lainnya- teknokita;  Masih Bisakah Menonton Televisi Jadul Setelah Analog Switch Off?.

Kumpulan artikel Siapa Dia; Tokoh Perempuan Ikonik Dalam Google Doodle Spesial

Ketika saya menemuinya terakhir, setahun lalu, ia bercerita sudah kerja dilapak kecilnya selama 27 tahun silam. Wajah tuanya tetap gembira, sesekali ia menegur orang yang lalu lalang, sembari menebar senyum, sambil kakinya tak berhenti menekan pedal mesin jahitnya.

Tak ada yang spesial, jika kita tak cermat memperhatikannya, kecuali semangatnya. Tapi ketika kita duduk di kursi yang tersedia di lapak kecil itu, ada yang luar biasa. 

Awalnya saya tak begitu perhatian, karena ketika di awal mengunjungi lapak kecil itu, hanya menemani istri berbelanja dan di tawari tempat duduk untuk istirahat.

Setiap kali ia mulai memasukkan benang ke dalam jarum, menekan pedal, menggunting sisa potongan benang atau kain, selalu terdengar ucapan lirih seperti ritmis yang reflek, Bismillah!. 

Begitu juga ketika menerima ongkos bayaran jasa jahitnya, ia berucap Alhamdulillah!. Begitu selalu, dalam  setiap geraknya seperti reflek. Bahkan hanya ketika bangkit dan duduk kembali di depan mesin jahit tuanya, ia tak pernah ketinggalan mengucap Basmalah.

Mungkin itulah yang membuat ia terlihat selalu gembira, dan sehat yang tergambar di raut wajahnya.

Kunjungan itu menjadi ingatan yang menarik dalam hidup saya. Terutama ketika bercerita tentang amalan, pahala, dan keikhlasan, dalam hidup yang semakin penuh tantangan.

Semua Adalah Amalan dan Ibadah

Memasuki Ramadhan tahun ini, ketika masih didera pandemi, terasa beda. Setahun kemarin kita tak leluasa bertarawih, mengunjungi masjid. Padahal Ramadhan adalah puncak dari semua bulan. 

Di dalamnya dipenuhi segala bentuk berkah ibadah dengan pahala berlipat ganda. Meskipun kita bisa melakukannya bersama keluarga di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline