Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

Cerita Seragam, Dari Satpam Sampai Gangnam Style Tourist Police

Diperbarui: 18 Februari 2022   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bonappetour

download-2-620ebf3b586d29198240d0c5.jpg

thejournla.ie

Sebenarnya seragam menarik, hanya saja karena kita sudah sejak sekolah TK pakai seragam, maka kita seperti menunggu saat-saat bisa tak perlu berseragam. 

Tapi karena seragam juga sebagai penanda identitas, kebanggaan korps dan terutama membantu membentuk internalisasi disiplin bagi yang wajib memakainya, maka seragam menjadi sebuah kewajiban yang mau tidak mau harus dijalani.

Andhika Prasetya/Detik.com

Bagaimana internalisasi nilai disiplin bisa terbentuk dalam karakter, melalui seragam salah satunya. Kewajiban memakai seragam, dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung jika melanggar, dapat menumbuhkan sikap disiplin. Meskipun harus dimulai dari kewajiban yang "memaksa". 

Anak-anak berseragam sekolah, pegawai di instansi tertentu, petugas keamanan, tidak punya pilihan untuk menolak berseragam, jika sudah waktunya untuk "dinas". Kebiasaan itu, secara perlahan akan muncul menjadi bagian dari nilai-nilai yang diyakini menjadi sebuah habit

liputan6.com

Tapi soal pelanggaran, adalah sesuatu yang jamak, bisa jadi para pelanggar adalah mereka yang berpikiran, "peraturan itu dibuat memang untuk dilanggar, jika tidak, maka takkan ada punishment and reward". Nah lho.

Seragam juga membantu memudahkan orang dalam membangun persepsi, dan mengenali kapasitas dan fungsinya. Ketika seorang anggota keamanan kantor, satpam tidak mengenakan seragam, misalnya hanya baju hitam-hitam untuk sekedar menambah kesan seram. 

Belum tentu dapat membentuk persepsi orang sebagai penjaga keamanan karena ada orang yang berpakaian sama seperti seragam mereka. Jadi seragam, simbol dan warna dapat membantu membangun persepsi orang yang melihatnya.

Hitam Putih Seragam

Pertama; dalam konteks dunia pendidikan, seragam menjadi sebuah medium yang vital dalam menyeimbangkan kesenjangan sosial. Jangan dikira seragam sekolah sekedar menjadi tanda bahwa anak-anak SD menggunakan atasan putih, bawahan merah, SMP  putih biru dan SMA putih abu-abu.

Bayangkan jika sekolah tidak memakai seragam, tidak semua orang memiliki baju bebas yang banyak jumlahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline