Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

"Merindu Cahaya de Amstel" (2022), Sebuah Cara Romantis Melawan Phobia

Diperbarui: 23 Januari 2022   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: suara.com

Sumber: gramedia.com

Sumber: pikiran rakyat

Ini menjadi buku kedua karya Novelis Arumi Ekowati yang diadaptasi dari novel menjadi wujud tontonan layar lebar. Judul filmnya pun persis sama dengan judul novelnya; "Merindu Cahaya de Amstel". 

Sebelumnya, film berjudul, "Aku Tahu Kapan Kamu Mati" yang bergenre misteri juga berasal dari karya Arumi, dan menjadi tontonan yang ditunggu penggemar sineas Indonesia.

Isu Sensitif Phobia Agama

Skenario asli dari adaptasi novel, mengisahkan perjalanan spiritual gadis Belanda yang memeluk agama Islam. Di tengah isu phobia agama yang menyeruak di Eropa, isu yang diangkat, sebenarnya cukup sensitif dan sempat menjadi polemik Timur-Barat yang intens.

Film bergenre religi romantis ini, selain menawarkan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, juga diselingi balutan komedi satir, sehingga keseriusan isu kekerasan terhadap kelompok Muslim yang pernah marak, diredam menjadi tontonan yang asyik tapi bermuatan penting.

Film ini menjadi semacam "jembatan" pemahaman, tentang perbedaan yang semestinya justru menjadi keberagaman.

Di tahun 2020, mahasiswa Muslim yang tengah studi di Eropa mengalami masalah karena persoalan kesalahpahaman tentang Islam dan penganut yang melakukan aksi-aksi teror, dengan mengatasnamakan agama.

Pemicu lainya, diantaranya, gelombang migrasi pengungsi dari kawasan konflik yang bergejolak di Timur Tengah dan Balkan ke negara-negara di Eropa, sehingga memicu gejolak sosial-politik, utamanya gesekan soal terorisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline