Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

Aku Pamit Dari Busway

Diperbarui: 25 Januari 2022   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunews.com

kompas4218557740-61ef69ff06310e31536d9e52.jpg

kompas

Kirman langsung memasukkan hp-nya ke kantong, sambil melihat ke arah Ambar istrinya yang sejak tadi mengawasi dengan penasaran.  Bos-nya menelepon dari pool busway, tempatnya kerja empat tahun ini. 

Ia sengaja menjauh dari istrinya yang sedari tadi merengek, menagih uang belanja, SPP  anak sulungnya yang duduk di bangku SMP sudah 3 bulan nunggak SPP.  Apalagi  Kirman sempat was-was, takut kalau-kalau ia ditelepon untuk dipecat, atau dipindah ke pool jadi tukang nyuci, gara-gara ikutan demo kemarin.

***

Barusan ia terima tawaran, mengambil alih rute yang biasa di pegang sohib sekerjanya di pool Busway, Simon, meskipun ia tak tega. Cuma tadi ia pikir, kalaupun nanti Simon balik ke belakang stir, toh sahabatnya sendiri yang menggantikan. 

Semua gara-gara Simon menolak kerja 12 jam sehari, karena sang istri sedang hamil tua dan butuh teman karena sejak pindah dari Medan ke Jakarta, mereka cuma tinggal berdua. Ia harus rela pindah di pool jadi tukang cuci mobil. jadi tak ada sangkut paut dengan keahlian Simon nyetir.  Ini soal manajemen yang tidak jelas.

Simon bukan orang baru di belakang stir, semua jenis perusahan taksi sudah dilakoni, semua aman-aman saja. Bari di Busway, perusahaan plat hitam punya pemerintah, ia kena batunya. ia mimpi juga jadi pegawai tetap, biar nggak jadi mainan "orang dalam" busway.

Bukan apa-apa, pegawai tetap dalam sangkaan idealismenya, pastilah punya gaji tetap, kerja pakai aturan jelas, dan pesangon, tunjangan, kartu sehat, dan pasti tak mudah goyah oleh makian para operator yang sok berkuasa.

Tapi kali ini ia memang apes, sial kutuknya, tapi sekali lagi demi istrinya yang tengah hamil tua anak pertama, jelas ia tak mau gegabah menuruti nafsu, melawan operator, bisa-bisa berakhir terlempar di jalanan. 

Mengepit ijazah, cari lowongan. Hari gini mana ada yang mau terima ijazah SMA, kecuali jadi pekerja buruh harian. Beruntung Busway tak butuh ijazah tinggi, bisa jalan belakang, yang penting nurut, "kumaha juragan wae", biar dilirik operator.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline