binakarir
Agar bekerja tidak diburu-buru, semestinya kita punya pola tersendiri. Termasuk dengan menggunakan tiga pilihan; Percepatan kerja dengan optimalisasi jam kerja normal (overmanning), menerapkan jam kerja bergantian (shift work) jika bekerja tim, atau menerapkan jam kerja lembur (overtime) yang paling minimal.
Namun jika harus lembur di malam tahun baru, apa boleh buat. Buat saya, jika semua jurus anti lembur masih juga gagal, nikmati saja lemburnya tak mesti jengkel, apalagi makan hati, darah tinggi bisa melonjak tinggi.
Jika darurat, saya biasanya memilih membawa anak-anak dan istri sekalian ke kantor, sambil belanja snack untuk stok, dengan tambahan janji, fasilitas wifi super lancar.Seru juga memindahkan rumah ke kantor dan mengganti pilihan tempat liburan di kantor. Sambil memberikan pengalaman kepada keluarga. Inilah pekerjaan saya.
Jika terpaksa harus menjani lembur "jomblo", sendirian, harus ditemani "Kopi lembur" , kopi daring Arabika, alias kopi sachet.
Bagi sebagian orang lembur justru menjadi "kebutuhan" mereka menyebutnya "Crunch", bahkan gratis!. Sesuatu yang aneh bagi kehidupan normal kita, tapi tidak bagi gamers. Tapi itulah realitas dunia. Jika boleh memilih, kita akan menggunakan filosofi life is balance saja.
ACIS Indonesia
Tapi kalau pertanyaan soal mensiasati lembur itu diajukan bagi kami yang tinggal dan bekerja di Aceh, sebenarnya tak akan ada bedanya. Apalagi yang kerja di warung kopi. Kerja di malam tahun baru sangat spesial, karena itu jam traffic. Tapi alasan sebenarnya karena;
Pertama; di Aceh tak ada perayaan tahun baru, dan tak ada kembang api.
Kedua; justru tidak bekerja di malam tahun baru akan terasa sunyi, sendirian di rumah. Warung kopi menjadi episentrum keramaian, hampir semua orang memaksakan diri jadi crunch-lembur seru!. Pekerja kantorpun juga kurang lebih sama, jika ingin rehat, cukup setor ke warung kopi, nikmati secangkir kopi, sambil bawa kerjaan jika mungkin atau sekedar break sejam-dua jam sebelum kembali ke meja kerja.
Lembur Istimewa