Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

Jarimatika, Ketika Kalkulator Tuhan Begitu Ajaib

Diperbarui: 23 Desember 2021   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lipi.go.id

bangkapos.com

Pernahkah suatu ketika di sebuah tempat yang tak pernah kita bayangkan kita membutuhkan sebuah kalkulator, padahal sangat darurat. Apa yang kita lakukan ketika kita begitu tergantung dengan mesin hitung buatan Jepang?. 

Apa yang dilakukan para penyelam di lautan dalam, atau penjelajah rimba belantara ketika melakukan penelitian dan ternyata membutuhkan kalkulator atau alat hitung?.

Atau ketika kita sedang ujian dan tidak diperbolehkan membawa kalkulator, padahal kita termasuk jenis oranag yang paling alergi dengan urusan hitung-menghitung?.

Kita tak pernah menyadari bahwa selama hidup kita, kita selalu membawanya. Tuhan sudah menganugerahkan “kalkulator ajaib”, yaitu jari jemari kita. Jadi sebenarnya kita tak perlu panik, misalnya, ketika panitia ujian tak membolehkan membawa kalkulator, bukankah tak mungkin mereka melarang kita membawa jari-jemari kita ke dalam ruang ujian?.

Sebagian kita ternyata memang memiliki titik lemah dalam berhitung, sebagian karena kurang tekun belajar, sedangkan lainnya karena kita mengalami gangguan kemampuan dalam menghitung.

Faktanya, meskipun kita “normal”, ternyata sebagian dari kita mengalami Diskalkulia (Discalculia), yang didefinisikan secara sederhana, sebagai kesulitan memperoleh keterampilan aritmatika dasar, seperti berhitung dan memahami bilangan.

Mereka cenderung merasa sulit untuk memecahkan soal matematika dasar, dan segala hal lain yang berkaitan dengan hitung-hitungan atau angka. Berbeda halnya dengan fakta lainnya yaitu demensia, kondisi paling umum dari penderita Alzheimer yaitu, menurunnya seluruh fungsi dan kemampuan otak karena faktor usia.

National Geographic pernah melansir sebuah hasil penelitian dari Maree Farrow, ahli saraf kognitif Pusat Penelitian dan Pendidikan Penyerapan Demensia di University of Tasmania, tentang apa saja pertanda kita telah mengalami demensia. Secara sederhana gambarannya bisa kita temukan dalam intisari film The Notebook (2004). 

Kita akan mudah memahami, mengapa dan bagaimana sebuah keadaan membuat seluruh fungsi dan kemampuan otak kita menurun. Salah satunya kehilangan kemampuannya dalam berhitung.

Fakta lain yang bisa menganggu kemampuan kita dalam berhitung adalah, Disleksia. Merupakan gangguan yang terjadi dalam proses belajar. Kondisi ini ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, serta mengeja. Ini membuat pengidap disleksia kerap dianggap sebagai orang yang malas membaca buku atau malas belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline