Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

Porc of Mecca dan Eksotisnya Pulau Syurga Para Snorkel

Diperbarui: 8 Desember 2021   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.sabangkota.go.id

Jika anda berkunjung ke pulau paling barat Indonesia-Sabang, anda akan menemukan jawabannya. Sabang berjarak kurang lebih 1 jam perjalanan kapal cepat dari daratan ibukot propinsi Aceh. Sabang adalah titik Nol Indonesia, monumennya berdiri dibatas pulau paling luar itu. Setiap wisatawan dari Indonesia maupun mancanegara, biasanya akan berfoto dengan latar belakang monumen tersebut dan kemudian akan mendapatkan sebuah sertifikat khusus sebagai bukti bahwa kita telah sampai di titik nol Indonesia bagian barat tersebut.

Sabang juga menjadi tempat perhelatan Festival Yacth Tingkat dunia, setiap tahunnya. Bahkan meskipun bukan lagi pelabuhan bebas, sabang rutin dikunjungi kapal pesiar besar dari Eropa.

Di pulau Sabang terdapat pulau kecil bernama  Rubiah. Rubiah -konon nama itu berasal dari nama seorang istri  ulama Aceh Teungku di Iboih, Cut Nyak Rubiah. Pulau Rubiah memiliki kisah romantisme yang tak terpisahkan dengan Iboih, sebuah desa di Kota Sabang yang diambil dari nama salah satu dari 44 ulama keramat di Kota Sabang yaitu Teungku di Iboih.  Pulau ini menjadi magnet bagi para wisatawan karena memiliki panorama bawah laut yang sangat indah. Bahkan merupakan salah satu titik snorkeling terbaik di Aceh.

Hingga saat ini di pulau tersebut, masih terdapat sisa-sisa bangunan karantina haji Indonesia tempo doeloe. Tempat itu juga konon bukan hanya tempat singgah ketika orang Indonesia akan berangkat ke tanah suci untuk berhaji, bahkan ketika pulangpun mereka akan singgah di Sabang untuk sekedar beristirahat, atau mengisi kapal dengan air bersih, disamping menjual  cadangan rempah-rempah dan menukarnya dengan kebutuhan lain sebagai bekal perjalanan pulang.

Sehingga seluruh orang Indonesia yang akan berhaji ke Mekkah, akan singgah sebentar di Aceh. Itulah mengapa Aceh kemudian dikenal sebagai Tanah Serambi Mekkah. Seiring waktu dengan berubahnya moda transportasi yang semakin praktis dengan penerbangan, memangkas jarak dan waktu, gedung karantina haji di Sabang itu makin ditinggalkan, menjadi sekedar sebuah nostalgia saja. Sebagian bangunan itu kini telah runtuh dan meninggalkan beberapa monumen pengingat sejarah.

Sehingga nama Tanah Serambi Mekkah, tidak saja identik tentang tradisi dan ke-Islamannya yang kuat, namun juga latar belakang sejarahnya yang unik tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline