Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

A Thousand Miles Away; #7 Ketika Bocil Halu Dengar Barzanji

Diperbarui: 30 November 2021   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul ini jelas versi aku ketika kecil.

Menurutku kisah ini lucu tapi juga aneh. Mungkin aku termasuk jenis anak pengecut, maksudku kalau sudah bicara hantu, setan atau segala sesuatu yang mistik aku paling alergi. 

Begitu penakutnya aku, aku memilih buang air kecil di pinggiran jalan di depan terminal di depan rumah daripada di kamar mandi belakang rumah. 

Gara-gara kejadian konyol itu aku pernah kena "tengu", tidak jelas apakah itu kuman atau binatang kecil sejenis kutu yang membuat, maaf kemaluan anak-anak meradang jika tergigit olehnya, karena kotoran  yang menempel di celana.

Di kampungku, maksudku di daerah pinggiran kotaku, sudah menjadi kebiasaan jika malam jum'at para orang tua membaca barzanji, dengan diiringi tetabuhan seperti rapai atau rebana. 

Ritual itu dimulai dari sehabis isya hampir tengah malam dan selesai menjelang dini hari, sekitar jam dua atau jam tiga. 

Kebetulan rumahku tak jauh dari masjid, sehingga suara berzanji melalui speaker bisa terdengar dengan jelas, dan anehnya aku selalu merasa suara itu mistis, dan menurutku yang masih anak-anak, barzanji jadi kedengaran seperti ritual mistis?. Aneh!. Dasar anak-anak!.

Karena kejadian itu, aku selalu berusaha untuk tidur lebih cepat pada malam jum'at sehingga aku tak perlu mendengar suara barzanji itu. Begitu seterusnya setiap malam jum'at aku selalu tidur lebih cepat. Ibuku mungkin heran juga, karena biasanya aku paling telat tidur tiba-tiba jadi paling cepat tidur.

Sekali waktu aku main kerumah teman dan akhirnya kemalaman pulangnya, dan tak sadar kalau malam itu malam jum'at, akhirnya aku lompat ketempat tidur dan berusaha tidur secepatnya, padahal waktu itu menjelang barzanji dilakukan. 

Ibu hanya bilang jangan lupa berdoa, dan setelah kubaca tetap saja mata tak bisa dipejamkan, bahkan hingga barzanji kemudian dimulai dan malam makin larut, akhirnya bahkan semua orang di rumah telah tertidur. 

Tinggallah aku sendiri justru yang tak bisa tidur. Aku tak bisa bayangkan bagaimana suasana malam itu, aku berusaha masuk ke dalam selimut, berusaha menutup seluruh badan, dan berharap hantu atau setan yang sedang berkeliaran tak bisa melihatku di dalam selimut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline