Yashut, adalah satu dari ribuan orang yang beruntung mendapatkan SK di awal tahun 2021. Calon istrinya sudah lama menunggu lamaran, dan begitu SK datang , maka rapat resepsi antar keluarga segera dimulai. Sepasang pengantin jadi panas-dingin, menunggu hari-H yang dinanti. Jaminan suksesnya acara resepsi apa?. Apalagi kalau bukan Surat Keputusan ( SK) CPNS yang baru diterimanya. Tapi Yashut, punya banyak pertimbangan, selain sudah resmi jadi PNS, sebagian "berkah PNS baru" dijadikan modal nikah, dan sisanya untuk modal usaha.
Setelah lama menunggu surat keputusan alias SK CPNS tahun 2019 yang sempat diganjal pandemi Covid19, awal tahun 2021 menjadi momen paling hangat. Ketika Sk sudah di tangan, maka sudah waktunya untuk mulai memikirkan, apa langkah selanjutnya. Mau buka usaha, mau beli kendaraan impian, mau menikah dengan pujaan, atau cuma kepingin megang uang banyak, tanpa kepingin melakukan apapun.
Maka jamaknya fenomena "gadai SK" menjadi pilihan. Beruntung jika gadai dijadikan modal usaha, usaha berkembang dan menambah pundi-pundi uang. Bagaimana seandainya hanya untuk berfoya-foya tanpa tujuan, atau sekedar memenuhi hasrat konsumerisme yang lama tertunda. Meskipun normal, tetap dalam pertimbangan pikiran yang sehat dan jernih.
Menurut lansiran berita berdasarkan data Kedeputian Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN per 31 Oktober 2020, ada 138.791 peserta CPNS berubah status menjadi PNS (resmi). Jumlah sebesar itu mengisi kekurangan formasi di Pemerintahan sebesar 150.371 formasi.
Jika dirinci lebih jauh, CPNS lulus itu mengisi 3.469 jabatan Dosen, 55.039 jabatan Guru, 27.457 Tenaga Kesehatan, dan 52.826 Tenaga Teknis. Selebihnya tersisa 11.580 formasi kosong CPNS 2019. Rinciannya 4.729 berada di 32 kementerian dan 33 Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)/Lembaga Non Struktural (LNS), dan 6.851 berada di 456 instansi daerah.
Dengan banjir sumber daya baru itu, harapannya pastilah kerja-kerja di Pemerintahan akan menjadi lebih baik. Artinya begitu SK keluar , fokus kerja ya jadi pegawai pemerintah, sisanya tergantung siapa yang jernih berpikir, bermalas-malasan, masuk dalam bursa pengusaha UMKM atau pilihan positif lainnya.
Bayangkan jika setengah dari angaka 138.791 orang itu memutuskan untuk memulai bisnis saja, maka setidaknya akan ada 65.000-an pengusaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) baru. Setidaknya sisi positif dari fenomena "gadai SK" akan menjadi pelipur lara setelah deraan pandemi yang belum tahu kapan akan berhenti atau diberhentikan hebohnya.
Memutuskan mau memilih jenis "pekerjaan sampingan" apa setelah jadi PNS bolehlah menjadi pertimbangan. Asal saja jangan justru menjadikan kerja-kerja di Pemerintahan jadi 4L (Lemah, Lesu, Letih, Letoy). Lantaran SK sudah tergadai, dan penerimaan bulanan sudah disunat bank maka tinggal sisa, setidaknya 30-40 persen yang masih singgah di dompet diawal bulan.
Gagasan Ekonomi Bangkit dan Indonesia Bangkit paska New Normal harus menjadi gerakan besar untuk membangkitkan kembali ekonomi kita yang porak poranda. Maka mesin UMKM-lah salah satu yang menjadi penggerak ekonomi dari bawah yang seringkali justru tahan banting dibanding para pemain besar yang bukan cuma goyang bahkan beberapa menjadi bangkrut. Siapa tahu pionir itu lahir juga dari para PNS baru kita. Tapi haruslah tetap fokus PNS-nya.
Jika cuma konsumerisme sebagai pilihan, maka bertriliun uang yang beredar dari 138.791 formasi baru PNS, cuma jadi cashflow atau lebih parah lagi idle cash yang cuma berputar sebagai uang pembelanja, tapi bukan "mesin uang " baru yang bisa melejitkan ekonomi kita.
Maka fenomena "Gadai SK" PNS baru harus disikapi positif, untuk kebaikan kita semua.