Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

TERVERIFIKASI

pegiat literasi

A Thousand Miles Away 5#Memburu Belut LochNess

Diperbarui: 4 November 2021   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/822047738203627857/

http://atmilesaway.blogspot.com/search/label/Belut%20Loch%20Ness

Sebenarnya cerita ini jauh dari kisah Loch Ness di Danau Windermere, Inggris, hanya saja karena belut itu berukuran super besar mengingatkan aku dengan kisah "monster danau Lochness". Yang kami sebut "danau" adalah sumur umum di belakang rumah Haji Rohmat. Sumur itu dalam, kurang lebih 10 meter, dindingnya dibuat dari genteng merah yang disusun jajar. 

Dan sepengetahuan aku di dinding sebelah kanan dalam ada sebuah lubang besar tempat mengalirnya mata air, tapi juga tempat belut itu tinggal.Tak pernah ada seorangpun yang berani masuk ke dalam sumur untuk sekedar membersihkan atau mengambil benda yang jatuh. Takut dibelit atau bahkan digigit, padahal belut tak pernah menyerang manusia. Hanya karena bentuk dan ukurannya yang besar membuat kami semua ketakutan yang tak beralasan.

Aku dan teman-teman pernah berusaha untuk memancingnya, dengan menyiapkan banyak pancing dengan tali pancing senar yang besar. Kami berharap dan menunggu dimulai dari pagi-pagi sekali, karena kami pikir mungkin pagi-pagi sekali belut itu akan keluar dan memakan umpan yang kami pasang, tapi ternyata hingga tengah hari tak satupun kail yang dimakan umpannya, yang ada justru ikan-ikan besar yang mengambil umpan itu. Barangkali karena banyaknya ikan-ikan itulah makanya belut itu betah tinggal, bertambah besar dan tak mau memakan umpan yang disediakan siapapun untuk memancingnya keluar. Atau barangkali juga karena memang tak bisa keluar lagi.

Bagi kami yang anak-anak kisah belut itu menjadi misteri besar, sehingga hampir setiap waktu kami selalu mencuri-curi kesempatan untuk sekedar melihat ke dalam sumur di waktu-waktu yang tak terduga kapanpun, bahkan dengan cara yang aneh, misalnya berjingkat-jingkat, berjalan pelan waktu mendekati sumur, karena siapa tahu belut raksasa itu bisa mendengar langkah kami sehingga akan lari sebelum kami sempat melihatnya. 

Dan ketika semua upaya itu gagal, kami biasa melampiaskan kekesalan kami dengan melempari sumur itu dengan potongan genteng dan batu yang banyak di sekitar sumur, sambil berharap siapa tahu lemparan kami bisa mengenainya dan belut itu keluar dengan tubuh terluka..?. Begitulah anak-anak berfantasi.

Tapi ternyata orang-orang dewasa di tempatku juga punya rasa penasaran yang sama, cuma caranya mungkin tak segila kami yang masih anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline