[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Sumber : www.jakarta.go.id"][/caption]
Resmi sudah pasangan H. Joko Widodo dan Basuki TJahaja Purnama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012 – 2017. Pelantikan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, dalam Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta tanggal 15 Oktober 2012 di Gedung DPRD DKI yang dihadiri oleh 2.000 orang undangan.
"Dengan resmi melantik Ir. Joko Widodo, sebagai Gubernur masa jabatan 2012-2017 dan Saudara Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, masa jabatan 2012-2017 sesuai Keppres No 88/C/2012 tanggal 8 Oktober 2012. Saya percaya akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya," tutur Gamawan saat melantik keduanya.
Gamawan mengingatkan bahwa sumpah mengandung tanggung jawab kepada bangsa dan negara. "Sumpah dan janji disaksikan semua yang hadir, juga disaksikan oleh Tuhan karena Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui," ucap Gamawan.
Dua rohaniwan hadir pula dalam kegiatan tersebut. Satu orang rohaniwan Agama Islam dan satu orang rohaniwan Agama Kristen Protestan. Sumpah untuk Jokowi dan Basuki adalah, "Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai Gubernur DKI Jakarta / Wakil Gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Memegang teguh UUD Negara RI 1945 dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti pada masyarakat, nusa dan bangsa," .
Sebagai pengingat dan dasar kontrol / pengawasan publik atas kepemimpinan mereka di Pemerintah Daerah DKI Jakarta, marilah kita sama-sama mengingat kembali profil kedua pejabat tersebut beserta visi-misinya.
H.Joko Widodo (Jokowi)
Nama : H.Joko Widodo (Jokowi) Tempat/tanggal lahir : Surakarta, 21 Juni 1961 Isteri : Iriana
Anak :
- Gibran Rakabuming (25), lulusan Universitas di Australia dan Singapura
- Kahiyang Ayu (21), mahasiswi Universitas Negeri Sebelas Maret
- Kaesang Pangarep (17), pelajar di Singapura
Pendidikan:
- SDN 111 Tirtoyoso, Solo
- SMPN 1 Solo
- SMAN 6 Solo
- Fakultas Kehutanan UGM (lulus tahun 1985)
Penghargaan :
Penghargaan Personal
- 10 Tokoh di Tahun 2008 oleh Majalah Tempo
- Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Award
- Bung Hatta Anticorruption Award (2010)
- Charta Politica Award (2011)
- Wali Kota teladan dari Kementerian Dalam Negeri (2011)
Kota Solo di Masa Kepemimpinan Jokowi:
- Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
- Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik Indonesia (2009), untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan
- Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (2009)
- Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 miliar untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang baik (2009)
- Penghargaan Unicef untuk Program Perlindungan Anak (2006)
- Indonesia Tourism Award 2009 dalam Kategori Indonesia Best Destination dariDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata RIbekerjasama dengan majalah SWA.
- Penghargaan Kota Solo sebagai inkubator bisnis dan teknologi (2010) dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI)
- Grand Award Layanan Publik Bidang Pendidikan (2009)
- 5 kali Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) - Penghargaan Tata Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Umum
- Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari DepKes (2009)
- Kota Terfavorit Wisatawan 2010 dalam Indonesia Tourism Award 2010 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
- Pemerintah Kota Solo meraih penghargaan kota/kabupaten pengembang UMKM terbaik versi Universitas Negeri Sebelas Maret alias UNS SME's Awards 2012
- Penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu kota terbaik penyelenggara program pengembangan mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) 2011.
- Penghargaan Langit Biru 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori Kota dengan kualitas udara terbersih
- Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam bidang Pelopor Inovasi Pelayanan Prima (2010).
Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok)
Nama : Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok) Tempat/tanggal lahir : Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 Istri : Veronika (34) Anak :
- Nicholas (14)
- Nathania (11)
- Daud Albeenner (6)
Ayah : Indra Tjahaja Purnama (alm) Ibu : Buniarti Ningsih Saudara/i:
- Basuri T Purnama, dokter, Bupati Belitung Timur
- Fifi Lety (praktisi hukum)
- Harry Basuki (konsultan pariwisata dan perhotelan).
Pendidikan :
- SD Negeri No 3 Gantung, 1977
- SMP Negeri No 1 Gantung, 1981
- SMA III PSKD Jakarta, 1984
- S2 (magister manajemen) dari Jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Prasetya Mulya (lulus 1993)
- S1 (insinyur) Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti, Jakarta (Lulus 1989)
Karier :
- 2005-2010, Bupati Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung
- 2009-2014, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Golkar
- 1989, Setelah menggondol gelar insinyur, Ahok mendirikan PT Panda di Belitung Timur yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah
- 1993-1995, bekerja pada PT Simaxindo Primadaya di Jakarta setelah menggondol gelar magister keuangan. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ahok mendapat posisi staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Ia di Jakarta hingga 1995 sebelum memutuskan kembali ke kampung halaman untuk kembali mengurusi perusahaannya.
- 1992, mendirikan PT Nurindra Eka Persada, persiapan pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsi pertama di Belitung. Rencana ini direalisasikan pada tahun 1994. Pembangunan ini juga menjadi cikal bakal pengembangan Kawasan Industri Air Kelik (Kiak).
- 2004, hadir perusahaan Korea di KIAK yang mendirikan pabrik peleburan timah.
Karier Politik :
- 2004, bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) yang didirikan ekonom (alm) Syahrir. Ia menjabat sebagai Ketua DPC PIB Belitung Timur. Ahok ikut bertarung dalam Pemilu Legislatif 2004. Ia lolos dan menjadi anggota DPRD Belitung Timur Periode 2004-2009.
- 2005, Ahok memutuskan untuk ikut dalam bursa Pilkada Belitung Timur. Berpasangan dengan Khairul Effendi dari Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK), keduanya sukses memenangkan pertarungan dengan meraup 37,13 persen dukungan warga. Ahok pun menjabat Bupati Belitung Timur definif pertama untuk periode 2005-2010.
- Tahun 2007, ia ikut bersaing sebagai calon gubernur dalam Pilkada Bangka-Belitung. Namun, kali ini ia belum berhasil.
- 2009, ikut Pemilu Legislatif sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Golkar. Ia berhasil memenangkan pilihan warga meski sebelumnya hanya ditempatkan sebagai calon nomor urut 4. Ia kemudian melangkah ke Senayan dan duduk sebagai anggota Komisi II DPR.
Penghargaan :
- 2007, dinobatkan sebagai Tokoh Antikorupsi dari unsur penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, Kadin-Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara-Masyarakat Transparansi Indonesia.
- 2008, dinobatkan sebagai 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia oleh Majalah Tempo.
Prestasi khusus:
- Saat menjadi Bupati Belitung Timur, ia mengalihkan tunjangan jabatan pejabat untuk program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi warga.
- Ahok juga menata manajemen pemerintahan kabupaten yang transparan dan bersih dalam penggunaan anggaran negara.
- Saat menjadi wakil rakyat, dia termasuk tokoh yang berintegritas dalam hal menyuarakan aspirasi dan menjelaskan proses legislasi. Seluruh perkembangan diulasnya secara transparan dan dapat diakses publik melalui situs pribadinya.
VISI MISI PASANGAN JOKO WIDODO - BASUKI TJAHAJA PURNAMA "JAKARTA BARU"
VISI
Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan public
MISI
- Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
- Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.
- Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota.
- Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.
- Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.
Profil mereka berdua sarat dengan prestasi dan penghargaan, kiranya kita dapat berharap mereka sukses memimpin Jakarta dan menjadikan Jakarta Baru bagi warga DKI Jakarta dan menjadi contoh bagi Kepala Daerah lainnya. Marilah kita bersama-sama melakukan pengawasan terhadap kinerja mereka dan terhadap pemenuhan visi-misi mereka dalam membangun Jakarta menjadi Jakarta Baru. Pengawasan ini tentulah dilakukan dengan pikiran yang rasional dan bukan atas dasar emosionalitas semata.
Semoga Jakarta benar-benar menjadi Jakarta Baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H