Lihat ke Halaman Asli

Darah ini masih semerah dulu

Diperbarui: 8 November 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila anda mencari Ideal
tentu saat ini tak tersaji
Bila anda tanya sempurna
saat ini tentu tak ada

Mimpi rakyat
harapan Jelata
Hari ini tak terpenuhi sempurna
Dalam Kesedihan ketidak berdayaan

Bila Pilkada sekotor ini
maka demokrasi rakyat akan mati
Bila Pilkada setransaksional ini
maka rakyat akan tetap terlacur dalam gelinangan ekploitasi

Perubahan mungkin dogeng
Kesamaan hak mungkin fatamorgana
Kita rakyat mungkin akan tetap mati tersiksa
Dalam tipuan hina
yang mereka pikir kita terlena

Jangan berpikir aku tak luka
Jangan mengira aku tak gunda
Hati ini masih
semerah dulu sobat

Maka
yang kugaugkan bukan pasti
yang kukatakan bukan Garansi
yang kutitipkan cuma harapan
sekali lagi cuma harapan

Sebab aku tak kuasa mengaungkan dusta
diantara tulang-tulang di dada kaumku
Menebar fitnah
diantara luka saudaraku yang berdarah

Ayo bila mau membrontak
mencocor mereka dgn bedil
mengoyak seragam mereka
yang tiap hari meneror kita bagai hantu,

Darah ini masih
semerah dulu sobat

Kau pikir aku bahagia
Bercengkrama dengan tawa-tawa kemunafikan
Bersendah diantara juluran lidah para penindas
Penindas harga diri kita, pemerkosa hati kita

Larik-larik indah yang lahir dari secangkir kopi insprasi dek Edo.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline