Lihat ke Halaman Asli

Main Board Game, Yuk!

Diperbarui: 9 Juli 2017   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memainkan board game Celebes di Arcanum, Jakarta| Dokumentasi pribadi

Saat dunia (dikira) sepenuhnya menggelinding ke arah digital, sebagian remaja Indonesia malah asyik mengarungi tren baru yang sangat analog: board game. Aneh? Rasanya, tidak. Sepanjang sejarah modern manusia, memang tidak pernah ada tren yang 100% diamini semua kelompok masyarakat. Begitu pun dengan tren digital.

Sabtu, 8 Juli 2017 lalu, remaja yang mendeklarasikan diri sebagai penikmat board game Indonesia menggelar acara bermain bersama. Tidak tanggung-tanggung, mereka menggelarnya secara serentak di 5 kota: Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya!

Tak kurang dari 150 remaja yang tersebar di Arcanum (Jakarta), Shuffle.id (Bandung), Board Game Library (Solo), Dakon (Yogyakarta), dan Tabletoys (Surabaya) asyik menenggelamkan diri bersama, memainkan dua board game teranyar karya anak bangsa: Candrageni dan Celebes. Selama 3 jam lebih mereka bermain dan saling mengalahkan. Tentu saja dalam suasana bersahabat yang sarat canda tawa.

Pemenang sesi Candrageni di BGLib Solo | Dokumentasi BGLib

Belakangan ini (baca: 2 tahun terakhir), sebagian remaja Indonesia memang sedang menyusuri tren baru dalam bermain board game. Di kedai kopi atau resto, mereka kerap berkumpul dan memainkan board game bersama. Sebagian besar tentu barang impor, karena board game lokal karya anak bangsa masih terbilang sedikit. Beberapa di antara board game lokal yang sudah beredar di pasar adalah: Waroong Wars, Pagelaran Yogyakarta, Perjuangan Jomblo, Monas Rush, Mahardika, Mat Goceng, The Festivals, Keris Tanding, Sengal Senggol, Linimasa, dan beberapa judul lainnya.

Candrageni dan Celebes, dua judul terbaru, akan segera menambah daftar judul board game lokal yang meramaikan pasar Indonesia.

Kenapa banyak remaja yang menyukai board game? Bukankah kata para ahli (meski kadang kita perlu lebih kritis menilai opini para ahli tersebut karena tak jarang ternyata pepesan kosong belaka) generasi milenial sangat akut kecanduan barang digital? Entahlah. Barangkali karena remaja juga manusia merdeka yang boleh bebas menentukan kesukaannya sendiri.

Asyik memaninkan board game Candrageni di Dakon, Yogyakarta| Dokumentasi Dakon

Yang jelas, bermain board game membuat kita bertatap muka. Hadir bersama dan melewatkan waktu dengan kualitas tinggi. Pada jaman ketika smartphone mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, bermain board game bisa jadi obat mujarab untuk mengembalikan kemanusiaan kita semua.

Yuk, main board game!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline