Lihat ke Halaman Asli

Buku #RockMemberontak

Diperbarui: 28 Agustus 2015   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Navicula di Camden, Gandaria (foto oleh Adi Tamtomo)"][/caption]

Dua tahun yang lalu saya menulis dan menerbitkan buku pertama. Judulnya "Saya Ada di Sana! Catatan Pinggir Grunge Lokal". Publik mengenali buku tersebut dengan nama julukan #BukuGrungeLokal.

Sejak saat itu, keinginan saya menulis buku seolah tidak pernah surut. Awal Juni 2015 yang lalu, saya menerbitkan buku kedua. Judunya #DuaSenjaPohonTua. Buku tersebut terbit berbarengan dengan solo album perdana milik Pohon Tua berjudul "Kubu Carik".

Saat ini, bersama tim yang sama, saya sedang menyusun buku ketiga. Masih soal musik. Judulnya #RockMemberontak. Isinya adalah proses kreasi penulisan lagu milik Che Cupumanik dan Robi Navicula.

Orang bilang buku musik tidak laku. Saya bilang, mungkin kalau bukunya abal-abal, ya tidak laku. Buktinya, 300 kopi #BukuGrungeLokal dan 200 kopi #DuaSenjaPohonTua ludes. Sold out. Dan saya bisa menikmati sedikit keuntungan finansial. Beberapa juta rupiah dari setiap buku. Berarti ada yang mau beli dan baca, kan?

Kali ini, skala bisnis penerbitan buku indie saya naik. #RockMemberontak mendapat suntikan dana dari Edraflo dan akan dicetak sebanyak 2.000 kopi. Sepuluh kali lipat dibanding buku saya sebelumnya! Ngeri-ngeri sedap juga rasanya.

Apakah buku ketiga saya ini akan laku? Sejujurnya, saya tidak tahu.

Berkarya, menurut saya, memang perlu memperhitungkan skala ekonomi. Namun, jauh lebih penting lagi, adalah memastikan bahwa karya tersebut punya makna. Bahwa kita, si pembuat karya, benar-benar percaya pada nilai tambah yang ditawarkan. Laku atau tidak, biarlah pasar yang menentukan.

Dalam satu dua bulan ke depan barangkali saya akan banyak menuliskan perkembangan buku #RockMemberontak di Kompasiana. Selain promo, tujuannya sebenarnya adalah untuk mengajak semua yang peduli pada literatur lokal melihat dari dekat, bagaimana proses kreasi buku indie terjadi.

Saya percaya, sampai akhir jaman, akan selalu ada orang yang gemar membaca. Persoalannya hanya, apakah tersedia buku yang layak dibeli dan dibaca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline