Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi : Menyeru Semesta

Diperbarui: 30 Juni 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi : Menyeru Semesta. Sumber: unpak.ac.id

Menyeru semesta di puncak keheningan.
Memandang langit mencari jawaban
 tentang misteri alam.
Hanyut dalam berkas sinar bulan,
 yang sesekali tenggelam di balik awan.
Atau berpendar dan berkejaran dengan kerlip bintang

Di puncak malam yang sunyi.
Dingin menyelimuti tanah gersang
yang terpanggang matahari. Siang tadi.
Tanah bergetar dan laut bergemuruh.
Dan manusia dipaksa bersimpuh

Luluh tak berdaya.
Hanya bersuara lirih.
Mengharap kekuatan semesta.
 Mencium tanah, dan menunduk lemah.
Tak berdaya.

Kemarin, suara jerit menggema
Memohon belas kasih dan ampunan
Lupa kemarin hilang ingatan
Atau lupa daratan.
Lalu mempertanyakan keadilan
Pada semesta, bertanya
dimana gerangan keberpihakan

Semesta menunjukkan kuasanya
Amarah bukanlah amarah,
Tapi isyarat yang harus dimengerti
dalam percakapan akal dan batin.
Kemana, manusia hendak mengharap,
dan meminta?  

***

Mas Han. Manado, 16 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline