Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi : Dunia di Balik Angin

Diperbarui: 2 Juni 2022   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi : Dunia di Balik Angin. Sumber: pixabay

Aku ingin melihat dunia di balik angin
Seandainya saja, ada. Angin adalah sekumpulan tirai. Dan di baliknya ada ruang sunyi. Aku ingin berdiam diri, memandangmu. Mengamatimu. Tanpa perlu kau melihatku.

Aku ingin menari, bernyanyi, berteriak. Di balik angin. Gemulai dengan riang tanpa kau tahu. Hanya cukup kau rasakan. Aku di dekatmu. Tak perlu kau pandang. Sebab aku yang memandangmu. Aku ingin melihat dunia dari balik angin
Seandainya saja, ada. 

Aku ingin memundurkan satu langkah saja. Dan memutar waktu barang sebentar
Kembali ke jejak yang tak terbaca. Di balik angin. Aku ingin kau tahu. Tanpa menyentuhmu. Dunia di balik angin. Tempatku bertenang, menghapus segala jejak bernoda. Tempat kau dirundung luka. Dunia yang tak paham tentang semua impian. 

Aku ingin bertenang di dunia lengang. Dibalik angin. Tempatku menebus kesalahan. Saat membuatmu luka.
Di balik angin. Kupersembahkan segala tanda, aku ada. Dan tempatmu berdendang. Tanpa kau perlu memandang, aku yang telah terbawa angin.

***

Mas Han. Manado, 9 Januari 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline