Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi: Kepada Rindu

Diperbarui: 14 Desember 2021   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi : Kepada Rindu. Sumber: Dokumen pribadi

Kepada rindu, aku selalu ingin kembali. Meski selalu hanya kembali ke angan. Rindu selalu setia hingga matahari menua, bersua senja. 

Aku ingin melukis rindu. Di atas kanvas setia dan tinta penuh gelora. Lalu meletakkannya di tepi pantai. Demi rindu yang melarung hingga cakrawala. 

Demi rindu, kutunggui mata air menghapus air mata. Rintiknya berwarna kaca. Meski takada lagi jejak hujan. Dan kemarau membakar kenangan. Rindu tetaplah nyala yang tak pernah padam. 

Kepada rindu, kubisikkan harapan pada desau angin di dedaunan. Semilir angin yang gemulai adalah tanda rindu bersemai. Abadi. Dan rimbun pepohonan menari, adalah rindu yang terus bertumbuh. Hidup 

Demi rindu, kutunggui kemarau dan hujan datang silih berganti. Tanpa kenal waktu, hingga takada lagi hujan dan kemarau. Kecuali rindu adalah waktu yang penuh di semua musim itu sendiri. 

***

Mas Han. Manado, 13 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline