Kubur-kubur kuno yang ditemukan sepanjang tiga pekan penelitian arkeologi di Sulawesi Utara, mulai bicara tentang dirinya.
Tim penelitian Balai Arkeologi Sulawesi Utara (Balar Sulut) bekerja di lapangan. Mengumpulkan informasi berserak tentang kubur-kubur kuno yang selama ini terabaikan.
Mulai dari kubur kuno zaman Belanda, kubur kuno komunitas Tionghoa, yang dikenal dengan kubur bongpai, hingga kubur-kubur kuno komunitas Islam, di sepanjang wilayah semenanjung Minahasa.
Tim penelitian baru saja bergerak mengumpulkan data, belum akan membuat kesimpulan apa-apa.
Kubur-Kubur Kuno dari Abad 18-20M
Selintas lalu, sebagai arkeolog saya bisa membaca, bahwa kubur-kubur kuno itu menjelaskan tentang jejak peradaban pemukiman yang bhineka.
Kubur-kubur kuno itu sedikit banyak telah bicara tentang kebhinekaan nusantara, setidaknya sejak kurun waktu abad 18- 20 masa digunakannya kubur kuno itu.
Tim bergerak mengumpulkan data tentang kubur-kubur kuno, yang selama ini mungkin tak dipedulikan orang.
Tak dimengerti apalagi dipahami bahwa pada kubur-kubur kuno itu menghadirkan informasi yang sangat berharga.
Tentang sejarah pendudukan, pemukiman bahkan perkembangan kota dan wajah sosial budaya masyarakatnya.