Pembelajaran tatap muka itu naluriah dan juga alamiah. Manusia adalah mahluk sosial, yang secara sosial selalu membutuhkan percakapan atau komunikasi baik langsung maupun tak lagsung (daring), bertatap muka dan bahkan saling bersentuhan.
Saling berinteraksi satu sama lainnya, baik secara personal atau individual maupun secara sosial adalah kondisi alamiah dan berkaitan dengan hakikat kemanusiaan.
Sebagai mahluk hidup, manusia secara alamiah akan cenderung selalu bertatap muka dan bahkan saling menyentuh (berjabat tangan, cium tangan, dan sebagainya) sebagai bentuk interaksi simbolik relasi mahluk sosial.
Karenanya melahirkan kebudayaan dan tradisi- tradisi yang beranekaragam. Interaksi individual dan sosial secara langsung, adalah budaya atau perilaku yang lahir karena kecenderungan alamiah.
Sementara interaksi sosial individual dan sosial secara virtual atau online adalah sebuah rekayasa dalam dinamika perkembangan zaman. Salah satunya adalah karena adanya rekayasa teknologi.
Video call, meeting zoom, telekonferens ataupun percakapan virtual atau online lainnya adalah rekayasa teknologi digital, untuk memudahkan percakapan, tanpa terhalang jarak dan waktu.
Atau seperti masa pandemi, percakapan online atau virtual, menjadi cara untuk mensiasati kondisi yang memaksa karena menjaga agar, tidak terdampak pandemi.
Meski demikian, kondisi itu bersifat situasional dan kontekstual. Manusia tetap secara naluriah membutuhkan percakapan secara langsung, bertatap muka, bahkan saling menyentuh.
Manusia, sekaligus juga secara naluri berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Interaksi yang paling alamiah adalah melalui percakapan.
Interaksi satu sama lain bagi manusia, selain menunjukkan hakiki- nya sebagai mahluk sosial, juga menjadi semacam bentuk budaya yang lahir sendirinya sebagai perilaku yang melekat sebagai mahluk sosial.