Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi: Jiwa-jiwa yang Lara

Diperbarui: 6 Agustus 2021   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi: Jiwa-jiwa Yang Lara. Sumber: https://oascities.org/

Kegelisahan ini semakin memuncak. Tak kenal siang
malam semakin gelap. Angin kencang tak kenal jeda
menghembuskan butiran sangat halus tak menjelma,
hanya gelap juga kosong dan manusia tiba-tiba terkapar

Kita tak tahu berada dimana, semenjak kaki tak berpijak
Hanya keraguan demi keraguan membungkus jejak
Dan kita dihantui ketakutan yang tak terurai mata
Juga tak terjawab oleh jiwa-jiwa yang kini sedang lara

Kita tak lagi mengerti kapan ini dimulai dan kapan berhenti
Seperti bahasa dan kalimat yang pudar di barisan nisan
Satu demi satu tertanam di tanah yang semakin pejal

Jiwa-jiwa sepi meninggalkan jiwa-jiwa yang lara
seperti kata-kata yang samar meninggalkan tanda tanya
juga ritual-ritual doa mencari altar-altar persembahan

Kita tak tahu harus kemana, semenjak udara menjadi bisa
dan meracuni seluruh kota hingga sudut perkampungan
sementara orang-orang harus pergi dan melupakan pulang

Mas Han. Manado, 5 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline