Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Tantangan Fresh Graduate: Yang Muda, Yang Bijaksana

Diperbarui: 19 April 2021   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi baru pertama kali bekerja. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Dalam dunia kerja, selalu ada saja tantangannya. Senioritas, adalah salah satu tantangan itu. Meskipun ada ungkapan the right man in the right place, namun secara kultur, tetap saja belenggu senioritas menjadi warna dan memiliki dinamikanya tersendiri. 

Azas kepatuhan terhadap sistem, adalah dinamika organisasi yang acapkali diwarnai oleh etika dan nilai-nilai budaya yang melingkupinya. Kadangkala ini berpengaruh terhadap sistem yang berlaku di dunia kerja. Apalagi dalam dinamika organisasi pemerintah. 

Sulit rasanya, menghilangkan ciri budaya itu. Adab yang muda menghormati senior, sudah menjadi artikulasi yang kadangkala salah dipahami dalam praktik berorganisasi. 

Setiap kebijakan atau keputusan, selalu mempertimbangkan senioritas, padahal tidak ada aturan seperti itu. Namun seringkali pimpinan yang berusia lebih muda, ada ewuh pakewuh, misalnya jika harus menegur stafnya yang lebih senior. 

Baiklah, saya mengambil istilah fresh graduate dalam tulisan ini bukan dalam artian sebagai orang yang baru lulus atau baru bekerja, namun untuk menjadi label bagi orang yang baru saja promosi menjadi pimpinan sebuah instansi. Fresh graduate, baru lolos untuk memimpin, begitu saja ya...hehehe. 

Memang kita harus belajar, tanpa mengenal tempat dan waktu. Juga belajar mematangkan cara berpikir dan cara berperilaku, termasuk ucapan. Dunia kerja itu juga sebagai dunia belajar. 

Artinya, belajar tidak pernah kenal waktu dan tempat. Sepanjang hidup kita, itu adalah proses belajar, begitu saya mencoba memahami hidup.

Kembali soal fresh graduate dalam dunia kerja. Kawula muda yang baru saja lulus dan merambah dunia kerja. Menjadi bijaksana adalah cara adaptasi yang paling memungkinkan dalam menghadapi tantangan dan tekanan. Bijaksana, tentu saja tak mudah, bahkan sulit, namun intinya kata almarhum Ustdz Zainuddin, MZ adalah pengendalian diri. 

Mengendalikan diri untuk tidak berpikir salah, mengendalikan diri untuk tidak bertindak dan mengambil keputusan salah dan juga mengendalikan diri untuk tidak bertutur kata salah. Meskipun sekali lagi itu persoalan yang sulit. 

Tapi percakapan tentang dunia kerja, bukan melulu soal tindakan, ucapan dan keputusan antara pimpinan dan staf atau bawahan, tetapi juga soal tuntutan dan tanggungjawab. 

Tunggungjawab apa saja. Ya moral, sosial, hukum dan sebagainya. Semua itu hal-hal yang bertalian satu sama lain dan terus menerus kita hadapi dalam pergaulan sehari-hari, khususnya di dunia kerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline