Tahun baru 2021 adalah tahun penuh tantangan, sekaligus harapan baru. Tantangan baru abad 21 (baca: dua satu) sudah di depan mata. Tantangan diantara kecemasan, kerisauan dan juga proyeksi-proyeksi yang mungkin bisa kita timbang dan hitung. Lalu bergerak lebih maju
Bagi saya yang bekerja sebagai arkeolog, maka tantangan arkeologi juga menghadang di depan mata, namun harapan baru juga menyertainya. Sebagaimana yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa dunia arkeologi di Indonesia semakin berkembang, terutama dunia risetnya.
Berbagai tema dan topik penelitian semakin mengikuti tuntutan perkembangan zaman. Jika dekade sebelumnya, arkeologi hanya berkutatdi wilayah-wilayah hulu.
Bergerak di wilayah-wilayah basis data. Mengumpulkan data, untuk mendukung pengembangan ilmu pengatahuan sejarah, kebudayaan dan peradaban.
Melakukan penelitian untuk memproduksi informasi dan pengetahuan tentang sejarah peradaban berdasarkan budaya benda (material culture) yang ditemukan oleh para peneliti.
Penelitian Arkeologi: Antara Manfaat Keilmuan dan Manfaat Praktis
Kini, peneliti semakin dituntut pula menghasilkan produk-produk riset yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Tantangan itu semakin menguat di era dekade kedepan, di tengah situasi dan kondisi bangsa dihadapkan pada tantangan global.
Dunia arkeologi Indonesia, diakui telah menghasilkan berbagai capaian-capaian yang penting di dunia yang sepi dari hiruk pikuk dan tepuk tangan. Pekerjaan sunyi, yang sesungguhnya memiliki arti yang penting dalam proses pencerdasan, penguatan jati diri dan karakter bangsa.
Berbagai hasil riset demikian penting memberikan konstribusinya dalam bidang pemajuan pendidikan dan pemajuan kebudayaan. Dunia arkeologi yang pada umumnya, terutama dalam bidang penelitian dan pelestarian sumberdaya budaya atau yang kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya.
Di Indonesia, berdiri lembaga arkeologi yang bergerak di bidang riset atau penelitian dan pelestarian sumberdaya arkeologi, terutama yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Khususnya Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan 10 Balai Arkeologi se Indonesia, sebagai lembaga penelitian dan pengembangan arkeologi, dihadapkan pada tantangan-tantangan baru, untuk menjawab soal-soal pengembangan ilmu pengetahuan, juga menjawab soal wilayah pengembangannya untuk manfaat praktis bagi masyarakat.