Dalam teori arkeologi marxis, bentuk pertarungan kelas, ditunjukkan melalui simbol material cultrural atau budaya materi. Semakin tinggi penguasaan materi seseorang, semakin tinggi kelas sosialnya. Pada akhirnya terjadi mobilitas sosial secara vertikal. Semua orang berjuang untuk memperoleh kelas sosial yang diinginkan.
Pertarungan brand antara iPhone dan Android sudah berlangsung lama. Pertarungan terjadi sejak kemunculan keduanya. Pertarungan iPhone dan Android adalah juga pertarungan gengsi. Buntut pertarungan itu adalah juga mengubah perilaku dan gaya hidup penggunanya.
iPhone VS Android dalam Kacamata Arkeologi Marxis
Sebenarnya, gaya hidup atau pertarungan simbol material budaya, sebagai bentuk pertarungan kelas itu sudah berlangsung sejak dulu kala. Jauh ratusan tahun lalu, ketika puncak-puncak perdagangan di abad 16-17M.
Pertarungan kelas melalui simbol-simbol kekayaan material, itu sudah ditunjukkan di nusantara.
Di masa tumbuhnya kerajaan-kerajaan di nusantara, sepanjang hasil riset penulis, baik berdasarkan data primer yang penulis teliti maupun berdasarkan data sekunder.
Hasil penelitian arkeologi yang sudah dilakukan sebelumnya, menunjukkan pertarungan kelas itu sudah muncul sejak masa puncak-puncak perdagangan di nusantara pada abad 16-17M.
Fakta data arkeologi yang paling mudah dijadikan tolak ukur untuk melihat pertarungan kelas, sebagaimana teori marxis, adalah adanya pertarungan kepemilikan barang-barang bernilai eksotis.
Dalam pendekatan arkeologi, yang kemudian dikenal dalam sebagai arkeologi marxis, budaya materi adalah salah satu pendekatan untuk menguji teori marxis itu.
Hasil penelitian saya, yang sudah diujikan sebagai tugas akhir sarjana arkeologi di Universitas Hasanuddin, dalam bentuk skripsi dan mendapat nilai A, itu mengangkat soal kepemilikan barang eksotis yaitu Keramik Cina.