Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi: Sore di Bangku Taman

Diperbarui: 11 Agustus 2020   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pxhere.com

Sore ini langit menjatuhkan kabut lebih awal.
Di atas padang ilalang.                      

Padang ilalang itu menyambut kabut. Yang perlahan 
meneteskan uapnya. Lembut merumput di permukaan tanah.
yang mengeras bagai batu. Seketika batu menepi dan melembut seperti debu.
 yang dihempaskan angin. Maka angin melaju menemui sore
yang lama tak beranjak dari gunung
Hanya singgah sebentar di sebuah taman dimana aku menungguinya
Menunggu malam yang menghilangkan kebekuan di bangku taman

Bangku taman yang beku sendiri menanti sore sedari tadi
Sore yang tak pernah menemui senjanya di waktu petang
Karena petang yang lama hilang tanpa berkhabar esok akan pagi
Sementara pagi tak kunjung datang menggantikan malam
Waktu malam yang panjang dan aku masih terpaku di bangku taman
Sore hingga petang hingga malam menghilang, dan pagi menyapa
Sementara aku masih termenung di bangku taman bersama camar

Menikmati sore di bangku taman
sini duduk sini dan bersandarlah
sore ini akan panjang dalam penantian
karena malam yang kemarin telah hilang
saat rembulan menjatuhkan cahayanya lebih awal
dan taman seketika terang tanpa cahaya bulan
biarkan taman selalu petang dan...
 berbaur dengan sore sepanjang waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline