Pengembangan seni kontemporer merupakan suatu inovasi yang sangat dibutuhkan dalam era digital ini. Dimana banyak inovasi dari mulai model pembelajaran hingga pendekatan dalam suatu pembelajaran, salah satunya yaitu pendekatan berbasis STEAM yang pernah penulis sampaikan di blog sebelumnya. Untuk pengembangannya sendiri penulis menggunakan model SELASI ( Seni Kolase Kreasi ) yang menggunakan pendekatan STEAM (Sains, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic). Misalnya melalui pembelajaran STEAM dengan media kolase, masing-masing anak menempel dan memasangkan beberapa manik-manik dengan gambar kue tanpa bantuan dari pendidik. Anak yang yang memiliki rasa ingin tahu, secara aktif memasang dan menempel manik-manik sesuai dengan kreativitas imajinasi anak yang beragam. Hasil dari menempel manik-manik menjadi bentuk kue dari berbagai macam warna manik-manik dan kain flanel merupakan sebagian hal yang bernilai estetika. Maka dari itu secara tidak langsung anak telah terstimulus dalam mengembangkan kemampuan kreativitas anak. Berikut ada bahan dan langkah-langkah yang perlu disiapkan untuk penerapan model selasi :
A. Alat dan Bahan :
1. LCD Proyektor
2. Gambar Pola Kue
3. Gunting
4. Lem
5. Kain Flanel dan Manik-manik
6. Mangkok kecil
B. Langkah-langkah :
- Awal pembelajaran, pendidik mengajak anak-anak untuk berdoa awal pembelajaran bersama dan dilanjutkan absensi melalui berhitung atau bernyanyi bersama untuk mengetahui jumlah anak yang hadir pada hari ini.
- Dilanjutkan pada inti pembelajaran, pendidik menjelaskan materi dari tema dan sub tema kegiatan hari ini, yaitu dengan tema lingkungan sosial dan tema pasar. Pendidik menggunakan LCD proyektor untuk menampilkan beberapa kegiatan yang ada dipasar, dalam proses pemutaran video pendidik mencoba memancing ketertarikan kepada anak anak. Dengan menjelaskan bahwa dipasar terjadi jual beli, dengan tujuan anak mampu berpikir kritis terkait barang atau benda apa yang bisa dibeli ketika dipasar. Anak sudah mampu menyebutkan beberapa macam benda atau barang yang bisa dibeli, seperti sayur, ayam, ikan, burung, jajan snack dan sebagainya.
- Diwaktu bersamaan guru juga menggunting berbagai gambar kue yang telah di print out, ketika anak menyebutkan berbagai benda yang bisa dibeli dipasar. Karna dalam pembelajaran kelas ini berbasis sentra, jadi anak tertarik terhadap gambar apa yang digunting oleh pendidik.
- Setelah itu, pendidik mencoba menanyakan kepada anak terkait gambar kue yang dipegang. Cara tersebut dipakai sebagai upaya agar anak dapat fokus dalam materi yang ingin disampaikan, kemudian dilanjutkan anak-anak dipancing untuk menyebutkan kue kesukaan mereka baik dari warna, rasa maupun tempat mereka beli.
- Disela kegiatan tersebut, pendidik juga akan membagikan alat dan bahan yang akan digunakan anak untuk berkreasi sesuai kreatifitasnya masing-masing. Anak dibagikan gambar kue, kolase berupa manik-manik dan lem. Anak dibebaskan untuk berkreasi dalam menentukan warna serta tata letak manik-manik yang ditempel pada gambar kue.
- Setelah selesai ditempel anak, pendidik memberikan gunting kepada anak guna memotong gambar kue yang telah dibuat. Serta menyiapkan kerta putih berbentuk persegi panjang sesuai dengan bentuk tangan anak, dan diakhiri untuk menembelka gambar kue yang telah dipotong tadi ditengah kertas yang telah disiapkan membentuk gelang.
Pengembangan model seni kolase berbasis steam memberikan kesempatan bagi pendidik untuk menggabungkan keahlian dalam seni visual dengan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, seniman dapat menggunakan elemen-elemen dari dunia STEAM seperti diagram, grafik, atau bahkan bagian-bagian lainnya untuk menciptakan karya seni yang unik dan berbeda. Model seni kolase berbasis steam juga memberikan ruang bagi eksperimen dan inovasi.