P2L (Pekarangan Pangan Lestari) merupakan inisiatif yang sangat bermanfaat yang dilakukan oleh Kelompok KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan dukungan aktif Ibu-Ibu PKK dan juga kepala desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah secara optimal. Program ini merupakan langkah konkret untuk mendukung keberlanjutan pangan dan gaya hidup berkelanjutan di masyarakat. Dengan menggabungkan konsep pekarangan rumah dengan praktik pertanian berkelanjutan, P2L menciptakan sistem pangan lokal yang mandiri dan berkelanjutan. Salah satu aspek utama dari P2L adalah pengembangan pekarangan rumah sebagai sumber pangan yang beragam dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bekerja sama dengan Ibu-Ibu PKK Desa Jabung dan masyarakat setempat untuk mendesain pekarangan pangan yang efisien dan produktif. Sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat-obatan ditanam secara berkelanjutan, dalam rangka mengurangi ketergantungan pada bahan pangan yang diimpor dan meningkatkan ketahanan pangan lokal. P2L juga mempromosikan praktik pertanian organik dan ramah lingkungan. Sehingga dalam hal ini, Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang membimbing masyarakat dalam menggunakan pupuk organik, pengendalian hama alami, dan praktik-praktik bertani yang tidak merusak lingkungan. Dengan cara ini, P2L berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.Pendidikan dan pelatihan menjadi elemen kunci dari program P2L. Oleh karena itu, Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan workshop, pelatihan, dan kegiatan edukasi lainnya untuk memberdayakan masyarakat setempat khususnya Ibu-Ibu PKK agar dapat mengelola pekarangan pangan mereka sendiri. Ini mencakup pengetahuan tentang cara menanam, merawat, dan memanfaatkan hasil pertanian secara optimal. Dengan demikian, keberlanjutan program ini tidak hanya terbatas pada aspek pertanian, tetapi juga mencakup pendekatan berkelanjutan terhadap pengelolaan sumber daya. P2L juga mendorong praktik daur ulang, penggunaan air yang efisien, dan penghematan energi di dalam pekarangan. Hal ini tidak hanya mendukung keberlanjutan pangan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. P2L juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar daerah, pengeluaran masyarakat setempat dalam pembelian bahan pangan juga ikut berkurang. Selain itu, kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berupaya menciptakan saluran distribusi lokal untuk hasil pertanian mereka, serta menciptakan peluang ekonomi baru di tingkat lokal.
Dalam kegiatan P2L (Pekarangan Pangan Lestari) ini, partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan P2L. Ketua Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menyampaikan, "Kami sangat bersyukur dapat bekerja sama dengan Ibu-Ibu PKK dalam mewujudkan Pekarangan Pangan Lestari. Kolaborasi ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan."Dengan demikian, dalam upaya ini, Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mendorong kolaborasi dan keterlibatan semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Program ini bukan hanya tentang menciptakan pekarangan pangan, tetapi juga tentang membangun komunitas yang peduli terhadap keberlanjutan dan saling mendukung satu sama lain. Dengan dilaksanakannya program P2L, Kelompok KKM 25 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang membuktikan bahwa melibatkan masyarakat dalam upaya berkelanjutan dapat menciptakan perubahan yang signifikan. Dengan merangkul konsep Pekarangan Pangan Lestari, mereka tidak hanya menciptakan sumber pangan lokal yang andal tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan menghargai lingkungan di sekitarnya. Program P2L adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi dan edukasi dapat menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan pangan dan gaya hidup berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H