Lihat ke Halaman Asli

WULIDATUL IMROAH

Lala_cishlist18616

Santri Berdikari sebagai Perwujudan Santri Siaga Jiwa Raga

Diperbarui: 20 Oktober 2021   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santri merupakan generasi muda yang menjalani kehidupan dengan memahami bahwa kebutuhan-kebutuhan hidup bukanlah hanya material saja melainkan hubungan sosial juga. Dilansir dari laman wikipedia.org, bahwasanya santri adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, yang biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.  

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "santri" setidaknya mengandung dua makna. Makna pertama adalah orang yang mendalami agama Islam, dan makna kedua adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh. Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya seorang santri itu bukan hanya yang belajar di pesantren saja, melainkan yang tidak di pesantren bisa dinamakan santri karena akhlaknya dan ibadahnya.

Di dalam diri seorang santri sudah pasti memiliki jiwa atau ruh yang menjadi dasar ataupun  landasan seorang santri siap berjuang di jalan Allah SWT. Jiwa atau ruh tersebut meliputi lima nilai yang sering dikatakan sebagai Panca Jiwa antara lain, 1)   Jiwa Keikhlasan, 2) Jiwa kesederhanaan, 3) Jiwa Berdikari, 4) Jiwa Ukhuwwah Islamiah, 5) Jiwa Bebas. Dalam perkembangan keadaan negara Indonesia pada saat ini, terdapat satu dari lima nilai Panca Jiwa tersebut yang benar-benar harus di implementasikan dalam kesehariannya yaitu Jiwa Berdikari atau jiwa sehat dan mandiri.

Jiwa santri pada saat ini harus berdikari yaitu sehat dan mampu berdiri diatas kaki sendiri, yang merupakan sebuah bentuk kebanggaan dan pastinya ingin dimiliki oleh setiap orang tanpa terkecuali, karena dengan sehat dan kemandirian seorang santri itu akan merasa lebih bermartabat.

 Tidak dapat dipungkiri bahwasanya memiliki tubuh yang sehat dan mandiri merupakan kebututuhan setiap manusia. Dengan tetap sehat, maka aktivitas yang dilakukan oleh santri bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan Sehat pula, maka seorang santri tidak harus mengeluarkan waktu dan biaya untuk membeli obat ataupun pergi ke rumah sakit. 

Jadi, dengan sehat menyebabkan untuk santri selalu mensyukuri terhadap nikmat kesehatan yang di berikan oleh Allah SWT. Sebagaimana HR. Bukhari menjelaskan bahwa, Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah SWT  hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak bersikap kufur. Nabi SAW. bersabda, "Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu yang luang".

Seorang santri juga harus mampu berdiri diatas kakinya sendiri atau sering dikatakan mandiri, yaitu sebuah sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak dan melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, mampu berpikir dan bertindak kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. 

Mandirinya seorang santri juga bisa didefinisikan sebagai usaha seorang santri untuk memecahkan persoalan dan hambatan yang terjadi tanpa bantuan oran lain dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan melepaskan diri dari orang tua ataupun keluarga maupun orang dewasa berdasarkan kebebasan pengambilan inisiatif  untuk mengerjakan sesuatu atas dorongan dari dalam diri sendiri dan kepercayaan diri tanpa adanya pengaruh dari lingkungan ataupun ketergantungan pada orang lain. 

Jadi, untuk menghadapi tantangan perkembangan revolusi industri kedepan yang semakin maju, kalangan santri harus mampu bersifat tangguh berdiri dan bisa tampil disegala masa, karena keuntungan menjadi manusia yang mandiri adalah akan memiliki wibawa  dan menjadi lebih percaya diri.

Jiwa berdikari khususnya seorang santri, merupakan senjata ampuh dalam menjalani kehidupan. Berdikari bukan hanya dalam arti bahwa santri selalu belajar dan berlatih, melainkan mampu  mengurus segala kepentingannya sendiri tanpa harus melibatkan yang lainnya. 

Adapun cara untuk mewujudkan santri yang berdikari adalah dengan cara antara lain,  1) Memberikan penyuluhan maupun edukasi tentang pola hidup, berdasarkan cara yang terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat, 2) Memberikan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship), agar para santri dapat mempromosikan dan memasarkan hasil kerajinan tangan kepada masyarakat luas, agar semakin termotivasi untuk berwirausaha, 4) Memberikan pelatihan marketing online kepada santri agar bisa memasarkan produk yang dihasilkan, karena pada saat ini semua serba ada dan terpenuhi dengan mengakses secara online, 5) Memberikan pelatihan pembukuan kepada santri, agar bisa membuat pembukuan terhadap hasil penjualan yang sudah dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline