Apa kabar tahun pelajaran 2021-2022? Merah meriah peta persebaran Covid-19, sedih dan khawatir yang saya rasa sebagai pendidik juga orang tua. Kebingungan datang melanda tak terkira, mau makan berapa generasi lagi pandemic ini? Banyak kemunduran yang dirasa baik dari segi apektif, kognitif apalagi psikomotor anak. Stress terlihat nampak dalam rawut dan tingkah laku anak saya yang berusia 9 tahun dengan pembelajaran secara online ini, mendapat pembelajaran dengan kurang bimbingan. Selaku orang tua saya pun sudah mencoba untuk berperan tapi tetap anak saya tidak mendapatkan apa yang dia butuhkan dan dia harapkan secara maksimal.
Dengan kondisi seperti ini harus kita sadar dan pahami akan kondisi peserta didik atau anak anak kita di rumah. Sebagai pendidik kita harus mau tahu kondisi peserta didik saat ini, Jangan memaksakan demi mencapai ketercapaian kompetensi, kita serang peserta didik dengan tugas yang membabi buta. Kita pikirkan kompetensi yang dirasa penting dan dibutuhkan oleh peserta didik atau yang dianggap esensial, pemerintah sudah memberi kelonggaran untuk pendidik untuk menyesuaikannya dengan kurikulum darurat atau kurikulum mandiri sesuai dengan kemampuan sekolah.
Persiapkan dengan matang rencana pembelajaran kita untuk menyongsong tahun pelajaran 2021-2022 ini dengan memperhatikan kondisi peserta didik, kondisi orang tua dan lingkungan peserta didik dengan melakukan asesmen non kognitif dan sesuaikan dengan materi atau kompetensi yang akan ajarkan. Jangan putus asa dengan hasil usaha peserta didik karena yang terpenting untuk saat ini bukan hasil tapi proses, proses peserta didik mengikuti pembelajaran. Kita selaku pendidik harus bisa menjaga asa peserta didik untuk tetap mau belajar jangan sampai terjadi learning loss dengan melakukan asesmen berkelanjutan.
Salah satu yang saya lakukan agar dapat menyentuh peserta didik, walau itu tidak maksimal yaitu dengan guru kunjung. Hal itu saya rasakan lebih efektif agar dapat menyentuh peserta didik, tidak hanya transfer ilmu tetapi memberi motivasi langsung dan menjaga semangat peserta didik untuk terus semangat belajar di masa pandemic ini. Hal itu tentunya dilakukan dengan memperhatikan dan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Menggunakan masker berlapis, membawa sanitizer, dan membawa termoscan (pengukur suhu). Diharapkan dengan kita konsisten melakukan guru kunjung, dapat tetap menjaga asa peserta didik untuk semangat belajar dan mengurangi peserta didik yang learning loss.
Sebagai orang tua pasti memiliki kesibukan, sesibuk apapun kita tetap harus ada untuk mendampingi anak-anak dalam proses belajar. Penting untuk mereka setidaknya ada hal-hal yang dapat diungkapkan kepada kita selaku orang tua. Dalam proses pendampingan ini tidak selalu harus pada jam pembelajarannya tapi bisa kita lakukan dengan berkomunikasi ringan di saat kita selesai beraktivitas misalnya bertanya perihal pembelajaran yang sudah dilewati anak.
Sadari oleh kita semua saat ini, anak --anak sangat membutuhkan perhatian dari semua pihak jangan biarkan proses pengasuhan anak-anak kita, kita serahkan terhadap gawai pegangannya. Stop learning loss jangan sampai negara kita tercinta ini kehilangan generasi penerusnya. Hal yang saya lakukan untuk terus memantau dan memberikan perhatian dalam pembelajaran yaitu dengan memberi reward.
Konsisten setiap hari berkomunikasi dengan anak tentang keluh kesah dalam belajar dan berikan pemahaman yang lebih tentang kondisi pembelajaran di masa pandemic. Diharapkan dengan orang tua konsisten melakukan cara tersebut dapat meningkatkan motivasi anak belajar dan dampak psikologis yang positif kepada anak karena mendapatkan perhatian dari orang tua. Peran pendidik dan orang tua dalam pembelajaran di masa pandemic ini tentunya sangat penting, agar peserta didik dan anak-anak kita tidak menjadi generasi yang mengalami learning loss.
Learning loss adalah menurunnya kompetensi belajar siswa. Contoh nyata learning loss ini bisa dilihat pada kemampuan anak membaca dan berhitung akan berkurang signifikan. Hal ini tidak bisa dipungkiri sudah terjadi pada peserta didik yang terbentur beberapa kendala dalam pembelajaran di masa pandemic. Learning loss memilikl..lki dampak yang sangat besar bukan hanya terhadap peserta didik.
Tetapi juga bagi nasib dan majunya suatu bangsa. Jika learning loss terus terjadi dan tidak segera diatasi, maka dalam kurun waktu tertentu akan mengalami kehilangan generasi penerus yang berkualitas. Tahun ajaran 2021-2022 no learning loss, sentuh semaksimal mungkin asa belajar peserta didik dan anak-anak kita dimasa pandemic ini.
Semoga pandemic Covid-19 ini cepat berlalu. Proses pembelajaran bisa terlaksana dengan kehadiran guru dan peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Sehinnga peserta didik dapat menerima bimbingan pembelajaran secara maksimal dari guru. Tak lupa juga peran orang tua yang selalu mendukung proses pembelajaran peserta didik. Aamiin Yaa Robbal'alamiin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H