Lihat ke Halaman Asli

Para Pecundang ITN yang Sok Militeristik Itu

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal 24 Desember..

Ya, di tanggal itu. Saya kembali mendengar dalih bodoh yang terlalu dicari-cari. Terlalu dibuat-buat hingga memuakkan. Ingin saya mematikan TV saat itu juga, namun demi perspektif saya harus menuntaskannya.

Persis Maharani yang bilang 'Rp. 10 juta adalah uang untuk perkenalan', foto-foto menendang dan berpelukan tanpa penutup atas sebenarnya cuma PURA-PURA untuk koleksi lucu-lucuan. Ya... tak ada kekerasan, para mahasiswa itu bilang. Lalu bagaimana Fikri yang terlanjur mati. Mungkin kita tiru saja cara ngeles Maharani... Bisa saja Fikri digigit nyamuk di Goa Cina terus dia meninggal.

Menghela nafas berat... Maafkan saya yang tidak bisa memberi analisis 'dangkal khas orang kecil'. Saya hanya bisa menangis di malam hari. Bukan sedih, melainkan marah. Tak habis pikir...

Ternyata menduduki bangku di lembaga pendidikan tertinggi, menyandang status Mahasiswa, berpengalaman organisasi, mengadopsi cara-cara militeristik ke dalam kultur kampus, tidak membuat mereka menjadi orang yang berbudi dan bermental tangguh. Tidak mampu, tidak cukup kuat, tidak cukup punya kualitas kepribadian untuk mengakui kesalahan sendiri.

Ah, militer..militer....

Kenapa juga cara-caramu itu harus dibawa-bawa ke lingkungan sipil. Kaukah yang mengenalkan dan mengajarkan? Atau mereka-kah yang sok gagah meniru-niru hendak sedikit seperti dirimu dengan mengambil cara-caramu?

Jenderal... Ternyata itu tidak menjadikan mereka bijaksana, apalagi berkepribadian. Tidak jadi pribadi yang lebih tangguh dan bertanggung jawab pula setelah acara tendang-tendangan dan gampar-gamparan.

Mereka tidak mengerti Jenderal... bahwa separuh dari orang sipil tidak punya tubuh segagah engkau, yang kau latih dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang tak sebentar, tak instan.

Berani-beraninya mereka menyamakan perut berototmu dengan perut orang sipil yang jarang olahraga. Setengah dari mereka bahkan mungkin tidak bisa push-up dengan gerakan yang tepat sebanyak 25 kali dalm 1 menit sepertimu, Jenderal.

Sampai kapan kegagahanmu diimitasi dengan salah kaprah dan keterpelesetan seperti ini...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline