Pada hari Rabu (10/02/2021) Telah tercatat bahwa total dari kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1,183,555 kasus. Sedangkan berdasarkan berita terkini mengenai kasus penyebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta berjumlah 23,982 kasus. Penyebaran Covid-19 di Indonesia terjadi pada akhir bulan Maret. Sudah genap 11 bulan masyarakat di Indonesia membatasi aktivitas di luar rumah dan mengganti nya dengan di dalam rumah atau jargon nya sering sekali di dengar yaitu "di rumah aja" atau stay at home.
Hampir seluruh perusahaan besar dan pabrik ternama di Indonesia terkena dampak pandemi Covid-19 ini. Selain itu, dalam bidang bisnis yaitu bisnis usaha luar atau dalam negri serta pembisnis usaha makro dan mikro kecil menangah juga terkena dampak yang sangat serius. Pada saat ini Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM mengalami fase yang paling terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Sejak diberlakukan nya PSBB khususnya di Kota Yogyakarta, membuat para pembisnis memutarbalikan otaknya agar usaha tersebut tetap berjalan. Tetapi banyak juga pengusaha mikro kecil menengah (UMKM) khususnya batik tulis di daerah Imogiri yang pendapatan menurun.
Salah satu penyebabnya adalah melemahnya penghasilan yang di dapat sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat tidak masuk akal yakni berpuluh-puluh juta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai salah program yaitu Indonesia mengabdi (KKN) yang diselenggarakan dari tanggal 16 Januari -15 Februari 2021, dimana setiap kelompok KKN membantu 2 UMKM atau BUMDES dan 1 organisasi masyarakat.
Kelompok KKN yaitu kelompok KKN reguler IT UMY 027 membantu UMKM batik Srikuncoro dan Sidomukti untuk tetap bertahan di masa pandemi ini dengan membuat produk terbaru yaitu masker batik tulis. Selain itu kelompok KKN ini juga memberikan pelatihan tentang digital marketing dan pembukuan kas digital yang berlangsung pada tanggal 4 Februari 2021 yang didampingi langsung oleh DPL kelompok KKN 027 yaitu, Evi Rahmawati, S.E., M.Acc., Ph.D., Ak., CA, di balai dusun Giriloyo, Imogiri.
"Disaat Pandemi Covid-19 yang semakin meningkat ini, membuat usaha saya menjadi sepi. Sepi peserta wisata batik tulis serta sepi penghasilan yang didapat. Sebelum ada kasus Covid-19 di KotaYogyakarta, wisata batik tulis di Imogiri ini banyak didatangi turis-turis mancanegara seperti Perancis dan Korea serta wisatawan lokal lainnya yang ingin belajar membatik. Omset yang didapat sebelumnya pun cukup tinggi setiap bulan nya. Selain itu, Batik Tulis Sri Kuncara saat itu masih menerima turis asing untuk melakukan workshop bersama. Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan para pekerja atau pengrajin batik tulis untuk bekerja dirumah saja. Namun saat ini, tetap diperlukan 4-5 pekerja untuk membuat batik tulis di galeri batik." Ujar Imaroh Pemilik usaha batik tulis giriloyo.
Pengerjaan batik tulis tersebut masih menggunakan teknik mencanting hasil tangan langsung dan batik cap hanya digunakan untuk kain rajut. Pengerjaan batik untuk pola yang mudah dengan satu warna memakan waktu 1-2 minggu. Untuk pengerjaan dengan pola yang rumit dan warna lebih dari satu, bisa mencapai 3-5 bulan. Pengerjaan ada beberapa tahap, pertama membatik bagian luar atau pola dasar, kemudian bagian mendetail atau biasa disebut "isen-isen" , selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Harga batik tulisnya tentu sangat bervariasi mulai dari 200 ribu hingga jutaan rupiah dan itu tergantung dari tingkat kesulitan membuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H