Lihat ke Halaman Asli

Wulan Nur Diani

Siswi Sekolah Menengah Atas

Light Yagami dan Idealisme

Diperbarui: 17 Juni 2024   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Light Yagami. Tokoh anime yang satu ini pasti sudah tidak asing ditelinga banyak orang, terutama para pengikut setia animasi Jepang. Light adalah tokoh utama dari animasi Jepang keluaran tahun 2006, Death Note. Animasi Death Note sendiri dibuat berdasarkan komik karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata pada tahun 2003 yang diterbitkan oleh Shuiesha. Cerita apik sekaligus animasi menarik buatan studio Madhouse mampu menjadikan Death Note sebagai salah satu anime yang melegenda sampai sekarang. Tak bisa dipungkiri kepopularitasan Death Note juga dikarenakan oleh tokoh utama dari cerita ini sendiri, yaitu Light Yagami.

Light Yagami diceritakan sebagai seorang anak pintar dan jenius yang tak sengaja menemukan sebuah buku kematian milik shinigami (dewa kematian) yang jatuh dari langit. Setelah mengetahui kemampuan dari buku itu, Light mulai mencoba untuk merealisasikan sebuah ide gila didalam pikirannya dengan bantuan buku kematian itu. Ia menuliskan nama-nama orang jahat yang ia tau dalam buku itu dan orang-orang itu pun mati dalam sekejap.

Light pun mulai memanggil dirinya sendiri dengan nama Kira dan membunuh ratusan penjahat di sekitarnya dengan alasan ingin membuat dunia yang damai dan tentram. Namun lama-kelamaan, tujuan Light menjadi semakin gila. Light mulai berpikir bahwa dia bisa menjadi Tuhan baru untuk dunia yang ia dambakan, untuk dunia baru yang akan ia buat.

Sikap Light ini berawal dari ide-ide yang hanya ada dalam pikirannya saja. Ide-ide untuk menumpas kejahatan dan membuat dunia baru yang tentram sepertinya sudah ada dalam benaknya untuk waktu yang lama, namun ia sadar tak mungkin ada cara untuk merealisasikan pemikirannya yang mustahil sampai akhirnya dia tak sengaja menemukan buku Death Note itu. 

Siapa sangka Light yang awalnya hanya anak sekolah yang pintar dapat berubah secepat itu menjadi orang yang bisa menghalalkan segala cara untuk menjadi Tuhan di dunia barunya? Bahkan Ryuk, sang shinigami pemilik buku itu, sudah memberi peringatan bahwa rencana Light akan memberikan resiko yang besar bagi dirinya sendiri di suatu hari nanti, karena tak selamanya takdir akan berpihak kepadanya dan ide-ide gila dipikirannya itu akan selalu terwujud.

Idealisme dalam jiwa Light Yagami sudah terlalu besar dan sulit untuk membuatnya dapat mundur apalagi setelah ia tau ada cara untuk merealisasikan jiwa idealismenya. Kejeniusan Light juga mengambil peran dalam rencananya ini, karena Light mampu membuat banyak orang jatuh kedalam perangkap dan tipuannya. Ia tak segan menyingkirkan siapapun yang menghalanginya untuk mencapai dunia dalam khayalannya, seperti L, seorang detektif yang berusaha menghentikan dan menangkap Kira.

Meskipun ide Light terdengar mulia karena ia mau membasmi semua kejahatan, tapi seperti apa yang sudah ditakdirkan Tuhan, kejahatan akan selalu ada untuk menyeimbangkan dunia. Dimana ada kebaikan, pasti akan ada kejahatan. Light yang bersikeras dengan idealismenya itu justru mengubah dirinya sendiri menjadi penjahat sesungguhnya. Namun, Light tidak sadar akan hal itu. Light sibuk membuat tangga menuju jabatan paling besar, menjadi Tuhan. Hingga akhirnya apa yang dikatakan Ryuk pun terjadi.

Light kehilangan semuanya karena kebodohannya sendiri. Padahal tinggal satu anak tangga lagi sebelum dia menjadi Tuhan di dunia barunya itu, tapi justru semuanya kacau balau. Semua impiannya hancur seketika dan dia mati di tangan Ryuk. Namanya tertulis di buku kematian yang ia pakai selama ini dan akhirnya cita-citanya untuk dunia yang damai dan tentram hilang dalam sekejap.

Lalu apakah yang dilakukan Light sebenarnya salah? Apakah mengidamkan dunia tanpa kejahatan adalah suatu ide gila yang tak akan pernah mungkin terjadi? Semua itu kembali kepada perspektif setiap orang masing-masing. Di dunia ini setiap orang memiliki perbedaan dan kejahatan akan selalu ada. Tanpa kejahatan, bagaimana sebuah kebaikan bisa dinilai? Begitu pun sebaliknya.

Sikap idealisme Light Yagami yang sangat teguh memang terlihat hebat, tapi setiap idealisme harus diiringi dengan realisme. Kedua hal tersebut harus ada dalam jiwa manusia, sebaiknya tidak lebih maupun kurang karena keduanya sama pentingnya untuk kelangsungan kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline