Lihat ke Halaman Asli

wulan kusuma wardhani

menulis adalah mengungkap sebuah fakta

Peran Perempuan di Era Modernisasi

Diperbarui: 13 April 2016   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki sifat lembut dan penuh kasih. Namun dibalik sisinya yang lembut dan penuh kasih sayang. Perempuan adalah sosok yang cerdas, tangguh, dan pekerja keras. Melalui kecerdasannya perempuan dapat membawa perubahan dalam pembangunan nasional.

Dewasa ini, peran perempuan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dalam bidang ekonomi dan sosial. Peran perempuan dibidang ekonomi dapat dilihat banyak perempuan yang berada diranah publik, dimana perempuan berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keberadaan perempuan di ranah publik tentunya membawa perubahan dalam status sosial di dalam masyarakat. Perubahan status sosial yang dialami oleh wanita saat ini dikarenakan Beberapa faktor diantaranya karena perkembangan teknologi yang kian maju dan faktor pendidikan yang mendukung kaum perempuan untuk semakin maju dan berfikir kritis. Belakangan ini wanita juga dianggap sejajar dengan kaum pria dima perempuan memiliki hak yang sama sehingga kita sering mendengar istilah “Emansipasi Wanita”. Kini perempuan dengan hak dan kesempatan yang dimilikinya dapat merubah pola yang konvensional kearah yang lebih modern.

Perempuan pada jaman dahulu dianggap sebagai mahluk yang lemah, yang hanya berada di ranah domestik.  dahulu tugas dari seorang perempuan tidaklah lebih dari urusan kasur, sumur, dan dapur. Namun dengan perkembangan teknologi yang telah maju, dan meningkatnya kesadaran akan pendidikan dikalangan perempuan ini membawa perubahan terhadap kaum perempuan.

Pendidikan yang di dapat oleh perempuan membawa perempuan sejajar dengan kaum laki-laki. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya perempuan yang berada diranah publik (perempuan yang berkakir) yang dimana pekerjaan yang diemban oleh perempuan sama dengan pekerjaan yang diemban oleh kaum pria. Pekerjaan perempuan diranah Publik seperti menjadi seorang Presiden, Tenaga kerja wanita, Pengusaha, Mentri, Guru, Bidan, Dokter, Atlit, Supir, Tukang Ojek, Polisi, Pelaut, Pilot. Secara total, persentase perempuan yang bekerja sebesar 47,91 persen. Persentase perempuan yang bekerja di perkotaan sebesar 44,74 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 51,10 persen.(sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2012)

Dengan masuknya kaum perempuan ke ranah publik maka timbullah beban ganda yang dialami oleh kaum perempuan. Beban ganda yang dialami, seperti perempuan yang telah menikah haruslah mengurus rumah tangganya seperti mengurus anak dan suami dan juga haruslah mengurus urusan pekerjaannya.

Menurut Betty Frieden dalam The Feminise Mystique “wanita dapat menyamai kemampuan pria, sehingga wanita tidak perlu mengorbankan rumah tangga, sehingga mendahulukan rumah tangganya. Dan Frieden tidak mengajak kaum pria berperan dalam rumah tangga”.

Sudah seharusnya perempuan berperan di ranah publik dan ikut serta dalam pembangunan ekonomi. namun sebagai seorang perempuan sudah kodrat kita berada diranah domestik. sehingga yang terjadi pada perempuan yang bekerja atau berada di ranah publik akan mengalami peran ganda.

 

Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(IISIP) Jakarta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline