Akhir-akhir ini labuan bajo sebagai pusat kota kabupaten Manggarai barat yang sebagai ibu kota destinasi pariwisata premium di Indonesia dihebohkan dengan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk menaikkan tarif wisatawan berkisaran Rp.3,75juta. Dengan adanya kebijakan tersebut pelaku pariwisata di labuan bajo memprotes, karena mereka menilai dengan kehadiran PT.Flobamor yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berpotensi memonopoli sektor pariwisata di labuan bajo Manggarai barat.
Algoritma dengan berbagai macam perspektif dari para unjuk rasa menolak kenaikan harga tiket Labuan bajo, tetapi pemerintah nusa tenggara timur atau pemerintah pusat tetap berkomitmen untuk menaikan harga tiket tersebut, Masyarakat labuan bajo terus berusaha menolak kenaikan harga tiket. media massa, media elektronik, media sosial dn lain-lainnya Mengonsumsi isu tersebut, untuk menyebarkan informasi tentang situasi terkini di labuan bajo, dan hal ini bagi saya suatu hal yang baik untuk destinasi wisata di labuan dan sekitarnya. Bagi saya inilah salah satu cara pemerintah untuk mempromosikan wisata labuan bajo dengan cara ekstrim, yaitu dengan membuat kebijakan mengundang pelaku pariwisata dan masyarakat bereaksi yang menjadi isu strategis di mata publik. Bagi saya pemerintah sudah memikirkan matang yang akan terjadi sebelum kebijakan di ambil, karena algoritma yang di inginkan oleh pemerintah ya ini!. Semakin besar dampak aksi masyarakat labuan bajo, semakin besar mata publik mangalih pada labuan bajo dan sekitarnya. Mungkin bagi pemerintah destinasi labuan bajo perlu di dipromosikan dengan cara algoritma seperti itu, karena mereka mungkin mencoba mengalisis wisata labuan bajo seberapa sih gairah wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H