Lihat ke Halaman Asli

DW.

sedang sekolah (gizi)

Life is Connected

Diperbarui: 11 Januari 2023   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ditulis di Surakarta, September 2014.

Di titik ini saya berpikir bahwa hidup ini adalah suatu mata rantai yang tak terpisahkan. Bahkan Allah tidak pernah melarang kita untuk mendapatkan inspirasi dari orang-orang di luar Islam. Selama yang kita ambil adalah ilmu dan bukan sikap orang tersebut yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam (QS.17:36).

Di titik ini, saya menyadari ada sebuah inspirasi yang tidak pernah terputus. Dan mungkin ini juga yang diakui oleh ulama-ulama kita terdahulu..

Ketika kita mengetahui Copernicus mendapatkan inspirasi mengenai teori bahwa bumi bulat atau matahari sebagai pusat tata surya dari ilmuwan Muslim.

Bagaimana Wiliam Harvey mendapat inspirasi mengenai sirkulasi pulmonal dari Ibnu Sina.

Bagaimana ide penjelajahan bumi yang dilakukan oleh Barat terinspirasi dari petualangan Ibnu Batutah.

Tapi di balik itu semua, ilmuwan-ilmuwan Islam bisa berkembang juga karena membaca pemikiran-pemikiran para ilmuwan Yunani Kuno, seperti Aristoteles, Socrates, dan Plato.

Mereka hidup sekitar tahun 400 SM. Dan pada saat itu mereka mempunyai pemikiran kompleks dalam berbagai bidang (pemerintahan, logika, kedokteran, filsafat) seperti yang dimiliki oleh Aristoteles adalah hal yang luar biasa!

Bagaimana mereka bisa mencetuskan ide-ide pengklasifikasian hewan-hewan. Bahkan ajaran Aristoteles mengenai penalaran logika sudah dikategorikan ke dalam enam cabang, yaitu kategori-kategori, tentang penafsiran, prior analytics, posterior analytics, topics, sophistical refutations.

Entahlah bagaimana mereka bisa mendapat pemikiran yang begitu luar biasa seperti itu jika mereka bukanlah seorang jenius.

Saya jadi teringat kata-kata seorang tokoh revolusioner Iran, Ali Syari'ati bahwa kecerdasan Thomas Alva Edison berada di bawah murid tingkat ketiga Aristoteles. Tapi kenapa Edison yang lebih dulu mencapai tujuan? Itu karena ia telah memperoleh jalan yang tepat, sedangkan Aristoteles belum mendapatkan jalan yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline