Lihat ke Halaman Asli

Optional

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

i'm feeling lucky?| yes Iam xD

berbincang sunyi, pagi ini tak begitu sunyi. gemuruh dari pikiran dan prakiraan yang rusuh serta gaduh bergema dalam otak. tak peduli hari sudah pagi atau masih sunyi berbising. di kata hari kemarin aku lembur? tidak juga. aku tak merasa memaksimalkan tenaga untuk mengerjakan laporan elektronika analog ini. ya hanya sekadar itu. sebisa ku tapi tak aku maksimalkan tenagaku.

optional? kenapa optional? lagi- lagi perihal pembelajaran dalam hidup yang tak aku temui di mata kuliah atau mata pelajaran dalam kehidupan institusi pendidikan. karena hidup itu optional. life is an optional.

seperti boleh memilihnya kesempatan yang anda ajukan pada pembuat naskah takdir. ya tuhan itu.

ngomong- ngomong soal tuhan, hmm yang aku tau Tuhanku mengeluarkan tugas untukku ya untuk membaca dan dengan bermodalkan kata membaca itu, tuhan memerintahkan kita untuk memiliki sikap toleransi, berbagi, bahkan hingga berbincang perihal tanggung jawab. ya setahuku hanya sekadar itu. lagi- lagi.

perihal optional, menjadi profesional atau proposional lagi- lagi ya tentang optional.

memilih merubah suatu sistem dengan atau tanpa terjun pada sistem itu ya itupun optional. tuhan toh tak peduli kita memilih takdir- takdir mana karena ia sudah menmpatkan kita pada jalan skenarionya. tapi bukan berarti kita tak bisa mengubah takdir, hanya saja lagi- lagi kita dapat memilih takdir mana yang ingin kita jalanani.

perihal basah atau hanya sekadar bermain air pada suatu kolam sistem ya selaku orang awam saya hanya berpendapat "bagaimana kita dapat merasakan pahit manisnya basah jika kita tak pernah benar tau rasanya didalam basah nya kolam tersebut"

itu opini saya, dan lagi- lagi ini perihal optional.

segalanya ada pada relativitas pikiran masing- masing. tabu kau anggap saru atau sebaliknya, itu optional. sahih disini salah disana itupun optional.

dan setelah ada optional- optioal itu, maka seperti pepatah 'don't judge a book by a cover' apalagi yang bernama manusia, ia memiliki keterikatan hukum adat budaya yang tak bisa diterka akan kemana arah tujuan pikirannya. hingga ada beberapa alasan mengenai perilaku manusia yang tak mudah di jangkau bahkan oleh sesama manusia sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline