Lihat ke Halaman Asli

Sajak: Merapal Bayang

Diperbarui: 12 Februari 2024   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo : Dokpri

Kadang secara nyata kudengar suaramu tiba-tiba, susah payah mencari sana-sini tak ada. Ternyata sosokmu sudah sirna dari hadapan dan genggaman, lucu bukan?

Kadang kulihat punggungmu lewat di depan mata, tapi salah orang, ternyata hanya haluan. Berulang kali kutampar diri, mulai menggunakanmu untuk pengusir sepi, ternyata benar, ini penyakit rindu, memikirkan hal-hal yang tak benar-benar terjadi, apa dayaku selain merapal bayangmu?

Lalu kusampaikan pada bulan malam itu, aku rindu. Suaramu, sorot matamu, dan sapaan dengan senyuman itu.

Namun, kini semua sudah hilang, sirna dari hadapan, bagaikan tertahan di awan lantas menguap, lenyap tanpa pernah kembali memelukku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline