Lihat ke Halaman Asli

Gasiang Tangkurak: Ilmu Hitam dari Minang Tempo Dulu

Diperbarui: 22 Februari 2023   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tengkorak. Sumber gambar: Grid.Id

Gasiang Tangkurak (Gasing Tengkorak) merupakan ilmu hitam yang digunakan untuk jampi-jampi atau guna-guna, masyarakat Minangkabau menyakini bahwa Gasiang Tangkurak memiliki energi yang kuat, bukan hanya memengaruhi jiwa seseorang, namun sampai nyawa si korban. Seperti namanya, Gasiang Tangkurak berasal dari tengkorak manusia yang dibuat oleh si dukun sebagai medianya, yang diambil biasanya adalah pada bagian jidat dan dibuat seperti mainan gasing yang dikasih jalinan tali kain kafan.

Gasiang Tangkurak ini kisahnya bermula dari seorang laki-laki yang ditolak oleh seorang perempuan, kemudian ia meminta kepada seorang dukun untuk melakukan jampi-jampi kepada perempuan yang menolak cintanya, sebagai imbalannya laki-laki tersebut memberikan emas kepada si dukun.

Saking terkenalnya ritual ilmu hitam ini sehingga dikisahkan dalam sebuah lagu yang berjudul "Gasiang Tangkurak" yang dipopulerkan oleh Ratu Sikumbang. Di lagu ini menceritakan tentang cinta yang tertolak sehingga orang yang ditolak menggunakan ritual gasiang tangkurak untuk menundukkan hati dan menganggu orang idamannya.

Praktik gasiang tangkurak ini diputar oleh si dukun pada malam jumat di depan rumah si korban, atau di tempat yang tidak dilihat oleh orang, kemenyan di bakar gasing tangkurak berputar sambil dibacakan mantra oleh si dukun dan disebutkan nama korbannya, bekerjalah ritual ini secara ghaib agar orang yang dicintainya menjadi tunduk. Jika korbannya tidur disuruh bangun, ketika dia sudah bangun disuruh duduk, jika dia duduk disuruh berjalan kemudian disuruh berjalan menemui seseorang dan bersujud dikaki orang seseorang seperti lirik lagu Jikoknyo lalok tolong jagokan, jikoknyo tagak suruah bajalan, disiko kini denai nantikan, tolonglah japuik japuik tabaok, suruahnyo sujuik di kaki denai (Jika dia tidur tolong bangunkan, jika dia berdiri suruh berjalan, disini saya menantikan, tolong jemput dan bawa dia kesini, suruh dia sujud di kaki saya).

Korban dari gasiang tangkurak ini umumnya adalah para wanita, karena guna-guna ini dilakukan untuk membalas sakit hati akibat perbuatan yang menyinggung perasaan si laki-laki dari wanita. Seperti yang ditulis oleh Marzam dalam Basirompak: Sebuah Transformasi Aktivitas Ritual Magis Menuju Seni Pertunjukkan (2002) adalah upacara ritual magis untuk menaklukkan hati seorang perempuan yang telah menghina seorang laki-laki. Balas dendam lintas gender yang mempergilirkan korban. Mula-mula lelaki yang merasa jadi korban karena cintanya ditolak, kemudian lewat ritual ini perempuan menjadi korban karena ia dipaksa secara gaib untuk takluk kepada orang tidak dicintainya.

Kisah gasiang tangkurak yang terkenal di lisan Minangkabau yaitu Sibabau dan Puti Losung Batu merupakan awal mula terkenalnya ritual ini, namun kebenaran akan kisah didalamnya tidak ada yang tahu, wallahua'alam. Namun yang pasti ketika Islam sudah masuk ke Minangkabau membuat semua praktik ilmu hitam dikecam oleh masyarakat, sebab dalam ajaran islam perbuatan itu dilarang dan termasuk perbuatan syirik  yang termasuk dosa besar. Kini, pandangan masyarakat Minangkabau sudah berubah dan tertulis dengan abadi bahwa masyarakat Minangkabau itu berlandaskan "Adat basandi syara', syara' basandi kitabullah".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline