Lihat ke Halaman Asli

Shri Werdhaning Ayu

Manusia Brang Wetan

Tujuan Pembelajaran Dalam Kelas, Bukan Hanya Transfer of Knowledge

Diperbarui: 7 Maret 2022   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta didik sedang mengerjakan penilaian tengah semester.

Minggu ini, sekolah - sekolah di Indonesia mulai memasuki pekan Penilaian Tengah Semester atau yang biasa kita kenal dengan sebutan PTS. Melalui penilaian tengah semester ini, diharapkan guru bisa memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, berdasarkan nilai-nilai yang dihasilkan dari soal-soal atau indikator penilaian yang diberikan. Ada beberapa hal yang ingin saya tuliskan hari ini, yang mana sebagian besar adalah unek-unek saya pribadi terhadap pendidikan yang katanya sudah merdeka tapi dalam pelaksanaannya, masih terbelenggu oleh paradigma lama.

Paradigma Lama Tentang Pendidikan

Pendidikan pada masa terdahulu, merupakan sebuah proses belajar yang hasilnya diukur dengan menggunakan angka dan dalam beberapa jenjang (seperti TK), beberapa tipe (seperti K13), harus dideskripsikan dalam bentuk kalimat.

Belajar pada masa sebelumnya masih banyak menggunakan pemikiran behavioristik. Dimana dalam sebuah proses pendidikan, ada reward and punishment. Reward diberikan sebagai wujud apresiasi kepada peserta didik yang telah mengerjakan tugas dengan baik, mendapatkan nilai bagus, aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan punishment diberikan kepada peserta didik yang melanggar peraturan, tidak mengerjakan tugas, tidak disiplin dalam pembelajaran. Harapannya, dengan treatment seperti itu, akan memicu perubahan pola perilaku dalam diri peserta didik menjadi sosok peserta didik yang baik, aktif, cakap, rajin, jujur, dan segala perilaku baik lainnya. Dengan alasan supaya mendapatkan reward dan menghindari punishment. 

Sama seperti kisah Kelinci yang dijinakkan dengan tongkat dan wortel. Jika ia mematuhi ucapan pemiliknya, maka akan mendapatkan wortel sebagai hadiah.

Tetapi jika ia tidak mendengarkan, maka akan dipukul menggunakan tongkat. Pemikiran ini bertahan cukup lama dalam pendidikan kita, bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah, bahkan di lingkungan masyarakat.

Pemikiran bahwa jika anak nakal, berperilaku tidak baik, harus dihukum supaya mendapatkan efek jera masih dipercaya oleh banyak orang. Beberapa bahkan percaya jika hukuman atau punishment akan menghasilkan anak-anak yang tidak cengeng. 

Paradigma Baru Tentang Pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline