Lihat ke Halaman Asli

Wulan Arvelia

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Kontekstualisasi Keberagaman Peserta Didik dalam Pencapaian Target Kurikulum melalui Pembelajaran Berdiferensiasi Berdasarkan Kesiapan Belajar

Diperbarui: 1 November 2024   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap peserta didik merupakan individu yang unik dan berbeda, baik dari segi fisik dan psikis atau kognitif dan non kognitifnya (Purnawanto, 2023, h,35). Keunikan ini menciptakan keragaman peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Keragaman peserta didik terwujud dalam perbedaan karakteristik, minat dan gaya belajar, sampai dengan kesiapan belajar, yaitu tingkat pemahaman dan kemampuan awal dari setiap peserta didik. 

Adapun kurikulum merdeka sebagai kurikulum yang berlaku menuntut terciptanya pembelajaran yang memerdekakan peserta didik sebagai individu sehingga membentuk generasi penerus yang bijaksana (Hamzah, dkk, 2022, h.222). Sejalan dengan itu, pendidikan perlu memberikan wadah dan dukungan atas minat dan potensi dari tiap peserta didik (Yani & Susanti, 2023, h.20).

Proses membentuk generasi penerus yang merdeka secarai individu melalui pendidikan tentu menjadi permasalahan baru, terutama tentang bagaimana kegiatan pembelajaran yang memiliki tujuan seragam dapat memfasilitasi seluruh peserta didik yang memiliki keunikan masing-masing. Kontradiksi antara memfasilitasi keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka yang menuntut untuk terpenuhi menjadi tantangan baru bagi guru. 

Keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka dalam pembelajaran memerlukan faktor lain untuk membentuk relevansi dan menciptakan pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep pembelajaran yang memahami dan mengakomodasi keragaman peserta didik, baik dari karakteristik, minat, sampai dengan tingkat pemahamannya. 

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki maksud untuk menciptakan pembelajaran yang dapat diakses dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh peserta didik. Dengan begitu, tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat dicapai oleh setiap peserta didik. Melalui penerapan dari pembelajaran berdiferensiasi, tercipta hubungan yang dapat diimplementasikan antara keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka. 

Adapun dalam implementasinya, masih banyak guru yang hanya terfokus pada diferensiasi berdasarkan minat dan gaya belajar. Padahal pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya memetakan peserta didik berdasarkan minat dan gaya belajar.

Berdasarkan hal tersebut, cara kerja pembelajaran berdiferensiasi perlu dipahami oleh guru terlebih dahulu. Pemahaman atas pembelajaran berdiferensiasi ini dapat membantu guru untuk memfasilitasi setiap peserta didik dalam pembelajaran dengan baik, bukan sekadar memetakan peserta didik ke dalam kelompok sesuai dengan minat dan gaya belajarnya.

 Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memahami setiap peserta didik, khususnya terkait kesiapan belajar, minat, serta profil belajarnya. Ketiga hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti observasi dan pelaksanaan asesmen diagnostik. 

Dari pada memetakan peserta didik berdasarkan gaya belajar, guru dapat menggali lebih dalam kemampuan awal peserta didik melalui asesmen diagnostik untuk memetakan kelompok. Pembelajaran berdiferensiasi dengan pemetaan kelompok berdasarkan kesiapan belajar justru dapat lebih bermakna dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Hal ini sebab pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi akan lebih berfokus pada kemampuan setiap peserta didik dan bagaimana mengantarkan setiap peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan begitu, tercipta efektifitas proses pembelajaran yang mengakomodasi keragaman peserta didik dalam pencapaian target kurikulum merdeka.

Adapun pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kemampuan awal, yang merupakan wujud dari kesiapan belajar, tidak serta merta memisahkan dan mengelompokkan peserta didik dengan kemampuan awal yang sama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline