Manajemen kesiswaan salah satu substansi dari manajemen pendidikan. Manajemen kesiswaan menduduki posisi yang strategis, karena sentral layanan pendidikan, tertuju pada peserta didik baik dalam latar institusi persekolahan maupun berada di luar dari latar institusi persekolahan itu (Santriati, 2019).
Manajemen kesiswaan merupakan segala proses kegiatan yang diusahakan dan dikembangkan dengan sengaja dapat disertai dengan pembinaan kepada peserta didik supaya dapat mengikuti proses belajar secara efektif,efisien, dan kreatif.
Jadi manajemen kesiswaan itu adalah proses terjadinya pembelajaran ataupun pembinaan pada peserta didik yang dimulai dari semua perencanaan di sekolah, supaya dapat terciptanya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan kreatif serta suasananya kondusif.
Tujuannya adalah mengatur segala kegiatan agar pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, teratur, terarah, tertib, nyaman, serta mencapai sebuah tujuan pendidikan di sekolah.
Dalam bidang garapan manajemen pendidikan terdapat sebuah perencanaan peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar. Cara yang dilakukan salah satunya seperti menyusun program kegiatan kesiswaan misal dengan menyusun visi dan misi sekolah, minat dan bakat, tenaga kependidikan yang tersedia, fasilitas atau sarana prasarana yang ada, dan anggaran biaya yang memadai.
Kemudian dilakukan pembinan dan pengembangan peserta didik, maksudnya ialah mengusahakan agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan Pancasila.
Kegiatan ini dilakukan karena mempunyai nilai -- nilai yang mencakup keimanan, ketakwaan, budi pekerti luhur, kepribadian, pendidikan bela negara, wawasan kebangsaan, kreativitas, keterampilan, kepemimpinan dan sebagainya.
Dalam pembinaan ini peserta didik juga lebih displin dan tertib dalam peraturan sehingga dapat meningkatkan kedisplinan untuk meraih prestasi belajar baik serta akhlak baik dan mulia.
Hambatan yang terjadi pada prestasi belajar peserta didik terdapat beberapa yang ditemukan seperti faktor dana, faktor kurikulum, dan faktor waktu.
Faktor dana menjadi penyebab utama hambatan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik karena tanpa adanya biaya yang dapat mengantarkan rencana yang sudah disusun maka dana yang akan digunakan kurang memenuhinya.
Hambatan selanjutnya ada faktor kurikulum dimana adanya perubahan kurikulam yang mengakibatkan kedangkalan materi disebabkan oleh buku yang digunakan yang selalu berganti dan waktu yang diberikan juga melebihi kemampuan seorang peserta didik sehingga menjadi proses pembelajaran yang membosankan dan mudah lalai.